Taliban Setuju Izinkan Evakuasi Warga Sipil di Bandara Kabul Afghanistan
Selasa, 17 Agustus 2021 - 10:10 WIB
KABUL - Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Jenderal Frank McKenzie bertemu para pemimpin senior Taliban di ibukota Qatar, Doha. Mereka mencapai kesepakatan upaya evakuasi Afghanistan dapat dilanjutkan tanpa gangguan.
Pertemuan Jenderal Frank McKenzie dengan Taliban itu dilaporkan Associated Press (AP) yang mengutip seorang pejabat pertahanan secara anonim.
Situasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul menjadi semakin kacau ketika berbagai kedutaan besar di Afghanistan ditutup, mengirim para staf kedutaan besar asing mengalir ke bandara, bergabung dengan puluhan ribu warga Afghanistan yang putus asa untuk keluar dari negara itu.
Para pejabat AS mengatakan tujuh orang tewas, termasuk beberapa orang yang bergelantungan di roda jet militer Amerika Serikat dan jatuh ke tanah saat pesawat lepas landas.
Video pengamat dari tempat kejadian menunjukkan ratusan orang berlari melintasi landasan pacu, dan orang-orang duduk di atas jet penumpang, meskipun perjalanan udara sipil ditunda.
Perjalanan udara di bandara itu dikurangi menjadi operasi militer.
Situasi menjadi kacau dan penuhi rasa putus asa sejak Taliban menguasai Kabul pada Minggu, tanpa banyak hambatan.
Taliban mengumumkan sekarang menguasai Afghanistan, 20 tahun setelah pasukan AS menyerbu negara itu setelah serangan teror 11 September 2001.
Sejauh ini, tampaknya Taliban memang menahan diri untuk mencoba mengambil alih bandara, bagian terakhir dari negara itu yang tidak berada dalam kekuasaan Taliban.
Faktanya, seorang reporter CNN di tempat kejadian mengatakan pada Senin malam di Kabul bahwa para pejuang Taliban menyediakan pengendalian massa di luar bandara, untuk memungkinkan masuknya orang-orang secara lebih tertib ke kompleks bandara.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken telah memperingatkan setiap upaya Taliban mengganggu evakuasi akan membawa pembalasan cepat.
Diperkirakan ada 6.000 tentara AS di lokasi itu untuk mengamankan bandara dan membantu evakuasi warga sipil.
“Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengumumkan militer AS sekarang mengendalikan operasi di bandara, dan pejabat yang mengawasi logistik mengatakan mungkin menerbangkan sekitar 5.000 orang per hari keluar dari bandara dengan aman,” ungkap beberapa laporan.
Prioritas diberikan kepada para staf di kedutaan besar, termasuk sekitar 4.000 orang di kedutaan besar AS di Kabul, bersama dengan puluhan ribu warga Afghanistan yang membantu AS dan sekutunya selama perang 20 tahun.
Tapi warga biasa sekarang bergegas ke bandara dan analis militer yang berbicara kepada media Amerika Serikat mengatakan di beberapa titik, penerbangan militer terakhir akan lepas landas, meninggalkan siapa pun yang tersisa di Afghanistan menghadapi masa depan yang sangat tidak pasti.
Pertemuan Jenderal Frank McKenzie dengan Taliban itu dilaporkan Associated Press (AP) yang mengutip seorang pejabat pertahanan secara anonim.
Situasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul menjadi semakin kacau ketika berbagai kedutaan besar di Afghanistan ditutup, mengirim para staf kedutaan besar asing mengalir ke bandara, bergabung dengan puluhan ribu warga Afghanistan yang putus asa untuk keluar dari negara itu.
Para pejabat AS mengatakan tujuh orang tewas, termasuk beberapa orang yang bergelantungan di roda jet militer Amerika Serikat dan jatuh ke tanah saat pesawat lepas landas.
Video pengamat dari tempat kejadian menunjukkan ratusan orang berlari melintasi landasan pacu, dan orang-orang duduk di atas jet penumpang, meskipun perjalanan udara sipil ditunda.
Perjalanan udara di bandara itu dikurangi menjadi operasi militer.
Situasi menjadi kacau dan penuhi rasa putus asa sejak Taliban menguasai Kabul pada Minggu, tanpa banyak hambatan.
Taliban mengumumkan sekarang menguasai Afghanistan, 20 tahun setelah pasukan AS menyerbu negara itu setelah serangan teror 11 September 2001.
Sejauh ini, tampaknya Taliban memang menahan diri untuk mencoba mengambil alih bandara, bagian terakhir dari negara itu yang tidak berada dalam kekuasaan Taliban.
Faktanya, seorang reporter CNN di tempat kejadian mengatakan pada Senin malam di Kabul bahwa para pejuang Taliban menyediakan pengendalian massa di luar bandara, untuk memungkinkan masuknya orang-orang secara lebih tertib ke kompleks bandara.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken telah memperingatkan setiap upaya Taliban mengganggu evakuasi akan membawa pembalasan cepat.
Diperkirakan ada 6.000 tentara AS di lokasi itu untuk mengamankan bandara dan membantu evakuasi warga sipil.
“Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengumumkan militer AS sekarang mengendalikan operasi di bandara, dan pejabat yang mengawasi logistik mengatakan mungkin menerbangkan sekitar 5.000 orang per hari keluar dari bandara dengan aman,” ungkap beberapa laporan.
Prioritas diberikan kepada para staf di kedutaan besar, termasuk sekitar 4.000 orang di kedutaan besar AS di Kabul, bersama dengan puluhan ribu warga Afghanistan yang membantu AS dan sekutunya selama perang 20 tahun.
Tapi warga biasa sekarang bergegas ke bandara dan analis militer yang berbicara kepada media Amerika Serikat mengatakan di beberapa titik, penerbangan militer terakhir akan lepas landas, meninggalkan siapa pun yang tersisa di Afghanistan menghadapi masa depan yang sangat tidak pasti.
(sya)
tulis komentar anda