Taliban Sukses Besar, Inggris Takut al-Qaeda Kembali ke Afghanistan
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 14:12 WIB
LONDON - Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace takut al-Qaeda akan kembali ke Afghanistan setelah Taliban meraih kesuksesan besar dalam perang sepekan terakhir.
Wallace mengisyaratkan bahwa Afghanistan kemungkinan akan menuju ke arah negara gagal yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya teroris.
"Saya benar-benar takut bahwa negara-negara gagal adalah tempat berkembang biak bagi orang-orang seperti itu, al-Qaeda mungkin akan kembali," kata Wallace kepada Sky News, Jumat (13/8/2021).
Wallace menegaskan bahwa Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan, dan kota Lashkargah sekarang sudah berada di tangan Taliban.
Beberapa media, termasuk Reuters, mengutip pejabat setempat yang mengatakan bahwa kelompok pemberontak itu telah menguasai Kandahar dan Lashkargah pada Kamis malam. Taliban juga mengeklaim telah merebut kota terbesar ketiga Afghanistan, Herat, beberapa hari pertempuran sengit di sana.
Ketika serangan kelompok Taliban di beberapa provinsi dan kota di Afghanistan berlanjut, Pentagon telah memutuskan untuk mengerahkan 3.000 tentara ke negara itu untuk mengevakuasi staf kedutaannya di Kabul.
Kanada dan Inggris mengikuti jejak Washington untuk membantu warga negara mereka meninggalkan negara yang dilanda perang itu.
Pemerintah Afghanistan masih memegang kota utama di utara—Mazar-i-Sharif—dan Jalalabad, dekat perbatasan Pakistan di timur, serta Kabul. Namun, ketika Taliban merebut kota pusat utama Ghazni, yang terletak 150 km barat daya Kabul, intelijen AS mengeluarkan peringatan keras bahwa ibu kota negara itu mungkin jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari.
Penilaian intelijen itu mendorong PBB mengeluarkan peringatan bahwa jika kelompok Taliban mencapai Kabul akan memiliki "dampak bencana pada warga sipil".
“Sekretaris Jenderal [PBB] mengikuti, dengan keprihatinan mendalam, perkembangan di Afghanistan, termasuk pertempuran terakhir di Herat dan Kandahar. Kami sangat prihatin dengan pergeseran pertempuran ke daerah perkotaan, di mana potensi kerugian sipil bahkan lebih besar. Kami berharap bahwa diskusi minggu ini di Doha antara perwakilan Republik Islam Afghanistan dan Taliban bersama dengan utusan regional dan internasional, akan memulihkan jalan menuju penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
Wallace mengisyaratkan bahwa Afghanistan kemungkinan akan menuju ke arah negara gagal yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya teroris.
"Saya benar-benar takut bahwa negara-negara gagal adalah tempat berkembang biak bagi orang-orang seperti itu, al-Qaeda mungkin akan kembali," kata Wallace kepada Sky News, Jumat (13/8/2021).
Wallace menegaskan bahwa Kandahar, kota terbesar kedua di Afghanistan, dan kota Lashkargah sekarang sudah berada di tangan Taliban.
Beberapa media, termasuk Reuters, mengutip pejabat setempat yang mengatakan bahwa kelompok pemberontak itu telah menguasai Kandahar dan Lashkargah pada Kamis malam. Taliban juga mengeklaim telah merebut kota terbesar ketiga Afghanistan, Herat, beberapa hari pertempuran sengit di sana.
Ketika serangan kelompok Taliban di beberapa provinsi dan kota di Afghanistan berlanjut, Pentagon telah memutuskan untuk mengerahkan 3.000 tentara ke negara itu untuk mengevakuasi staf kedutaannya di Kabul.
Kanada dan Inggris mengikuti jejak Washington untuk membantu warga negara mereka meninggalkan negara yang dilanda perang itu.
Pemerintah Afghanistan masih memegang kota utama di utara—Mazar-i-Sharif—dan Jalalabad, dekat perbatasan Pakistan di timur, serta Kabul. Namun, ketika Taliban merebut kota pusat utama Ghazni, yang terletak 150 km barat daya Kabul, intelijen AS mengeluarkan peringatan keras bahwa ibu kota negara itu mungkin jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari.
Penilaian intelijen itu mendorong PBB mengeluarkan peringatan bahwa jika kelompok Taliban mencapai Kabul akan memiliki "dampak bencana pada warga sipil".
“Sekretaris Jenderal [PBB] mengikuti, dengan keprihatinan mendalam, perkembangan di Afghanistan, termasuk pertempuran terakhir di Herat dan Kandahar. Kami sangat prihatin dengan pergeseran pertempuran ke daerah perkotaan, di mana potensi kerugian sipil bahkan lebih besar. Kami berharap bahwa diskusi minggu ini di Doha antara perwakilan Republik Islam Afghanistan dan Taliban bersama dengan utusan regional dan internasional, akan memulihkan jalan menuju penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Lihat Juga: Raja Charles III Ambil Barang Berharga dari Rumah Pangeran Andrew, Kesal Perintahnya Tak Dipatuhi
(min)
tulis komentar anda