Total 100 Insinyur Indonesia Lanjutkan Proyek Jet Tempur KF-21/IF-X di Korsel
Kamis, 12 Agustus 2021 - 07:31 WIB
SEOUL - Total, 100 insinyur Indonesia akan bergabung dengan tim Korea Selatan (Korsel) untuk melanjutkan proyek pengembangan jet tempur canggih KF21/IF-X . Proyek jet tempur patungan yang belum rampung ini berlangsung di Korea Selatan.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa para insinyur tersebut sedang mengajukan permohonan visa. Setelah 32 insinyur disetujui untuk masuk, total 100 insinyur Indonesia akan bergabung dengan tim Korsel pada akhir tahun.
Proyek KF-21/IF-X dimulai pada 2015 antara kedua negara. Korea Selatan dan Indonesia sepakat membangun pesawat tempur generasi 4,5 dengan biaya sekitar USD7,6 miliar.
Indonesia pada awalnya setuju untuk menanggung sekitar 20% dari biaya pengembangan, tetapi setelah mengirimkan sekitar USD200 juta, Indonesia belum membayar sekitar USD540 juta yang seharusnya jatuh tempo awal tahun ini.
Pembayaran yang terlambat telah menimbulkan spekulasi di Korea bahwa Indonesia sedang berusaha untuk menarik diri dari proyek pengembangan KF-21.
DAPA mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua negara "saling mengonfirmasi" pengembangan bersama prototipe KF-21.
Jung Kwang-sun, kepala program KF-21 di DAPA, mengatakan bahwa Seoul akan melakukan yang terbaik untuk melanjutkan pengembangan bersama jet tempur itu "sesegera mungkin."
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan diskusi terkait seperti kontribusi Indonesia dengan mengadakan pembicaraan tingkat kerja paling cepat," kata Jung, seperti dikutip dari KBS, Kamis (12/8/2021).
Para insinyur Indonesia meninggalkan Korea Selatan pada tahap awal pandemi virus corona. Pemulangan sebelumnya juga ditunda karena bencana alam baru-baru ini di Indonesia.
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengunjungi Korea Selatan pada bulan April untuk mengonfirmasi komitmen Jakarta untuk pembangunan bersama KF-21/IF-X.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dengan Prabowo di Gedung Biru selama kunjungan awal tahun ini.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu bahwa para insinyur tersebut sedang mengajukan permohonan visa. Setelah 32 insinyur disetujui untuk masuk, total 100 insinyur Indonesia akan bergabung dengan tim Korsel pada akhir tahun.
Proyek KF-21/IF-X dimulai pada 2015 antara kedua negara. Korea Selatan dan Indonesia sepakat membangun pesawat tempur generasi 4,5 dengan biaya sekitar USD7,6 miliar.
Indonesia pada awalnya setuju untuk menanggung sekitar 20% dari biaya pengembangan, tetapi setelah mengirimkan sekitar USD200 juta, Indonesia belum membayar sekitar USD540 juta yang seharusnya jatuh tempo awal tahun ini.
Pembayaran yang terlambat telah menimbulkan spekulasi di Korea bahwa Indonesia sedang berusaha untuk menarik diri dari proyek pengembangan KF-21.
DAPA mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua negara "saling mengonfirmasi" pengembangan bersama prototipe KF-21.
Jung Kwang-sun, kepala program KF-21 di DAPA, mengatakan bahwa Seoul akan melakukan yang terbaik untuk melanjutkan pengembangan bersama jet tempur itu "sesegera mungkin."
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan diskusi terkait seperti kontribusi Indonesia dengan mengadakan pembicaraan tingkat kerja paling cepat," kata Jung, seperti dikutip dari KBS, Kamis (12/8/2021).
Para insinyur Indonesia meninggalkan Korea Selatan pada tahap awal pandemi virus corona. Pemulangan sebelumnya juga ditunda karena bencana alam baru-baru ini di Indonesia.
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengunjungi Korea Selatan pada bulan April untuk mengonfirmasi komitmen Jakarta untuk pembangunan bersama KF-21/IF-X.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu dengan Prabowo di Gedung Biru selama kunjungan awal tahun ini.
(min)
tulis komentar anda