Mossad Sebut Presiden Baru Iran sebagai Pria dengan Gangguan Mental
Kamis, 12 Agustus 2021 - 05:04 WIB
TEL AVIV - Badan intelijen Israel , Mossad menyebut Presiden baru Iran , Ebrahim Raisi sebagai pria dengan gangguan mental. Hal itu disampaikan Mossad dalam sebuah dokumen yang diberikan kepada Kepala Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA, William Burns.
Burns tiba di Israel kemarin. Menurut keterangan pemerintah Israel, kunjungan Burns ke Tel Aviv adalah untuk membahas mengenai kesepakatan nuklir dan kebijakan Iran di kawasan.
“Burns akan bertemu denganPerdana Menteri Naftali Bennett, dengan program nuklir Iran dan kegiatannya di kawasan itu menjadi agenda utama mereka,” kata pemerintah Israel.
Stasiun televisi Israel, Channel 12 melaporkan bahwa, saat bertemu pejabat Mossad Burns diberikan sebuah dokumen yang berisi penilaian Israel terhadap Raisi.
Menurut Channel 12, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (12/8/2021), Mossad tanpa malu-malu menggambarkan Raisi sebagai orang yang kejam, korup dan tidak stabil. Mossad juga menyebut Raisi sebagai orang yang tidak bisa dipercaya dan tidak bisa diajak untuk bernegosiasi.
Langkah ini kemungkinan diambil Israel untuk mencegah AS untuk melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Iran, yang saat ini dihentikan terlebih dahulu. Pembicaraan tidak langsung yang berlangsung di Wina, Austria itu rencananya akan dilanjutkan pada bulan September mendatang.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Burns tiba di Israel kemarin. Menurut keterangan pemerintah Israel, kunjungan Burns ke Tel Aviv adalah untuk membahas mengenai kesepakatan nuklir dan kebijakan Iran di kawasan.
“Burns akan bertemu denganPerdana Menteri Naftali Bennett, dengan program nuklir Iran dan kegiatannya di kawasan itu menjadi agenda utama mereka,” kata pemerintah Israel.
Stasiun televisi Israel, Channel 12 melaporkan bahwa, saat bertemu pejabat Mossad Burns diberikan sebuah dokumen yang berisi penilaian Israel terhadap Raisi.
Menurut Channel 12, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (12/8/2021), Mossad tanpa malu-malu menggambarkan Raisi sebagai orang yang kejam, korup dan tidak stabil. Mossad juga menyebut Raisi sebagai orang yang tidak bisa dipercaya dan tidak bisa diajak untuk bernegosiasi.
Langkah ini kemungkinan diambil Israel untuk mencegah AS untuk melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Iran, yang saat ini dihentikan terlebih dahulu. Pembicaraan tidak langsung yang berlangsung di Wina, Austria itu rencananya akan dilanjutkan pada bulan September mendatang.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(ian)
tulis komentar anda