Tegang dengan Iran, Direktur CIA Bersiap Temui Bos Mossad Israel
Selasa, 10 Agustus 2021 - 15:01 WIB
WASHINGTON - Direktur Badan Intelijen Pusat ( CIA ) Amerika Serikat (AS) Bill Burns akan melakukan perjalanan ke Israel di tengah ketegangan yang memanas dengan Iran. Dia dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Direktur Mossad David Barnea.
Selain Israel, kepala mata-mata Amerika itu juga akan mengunjungi Palestina untuk bertemu para pejabat Ramallah.
Media AS, Axios, dalam laporannya hari Senin, membocorkan rencana perjalanan Burns tersebut.
"Para pejabat Israel mengatakan pembicaraan akan fokus pada program nuklir Iran dan aktivitas regional, dan bahwa Israel berharap untuk mendengar lebih banyak tentang kebijakan AS terhadap pemerintah baru Iran dan kemungkinan kembali ke kesepakatan nuklir 2015," bunyi laporan media Amerika tersebut.
Ketegangan antara Iran dan Israel saat ini sedang memanas setelah serangan drone eksplosif terhadap kapal tanker MV Mercer Street di lepas pantai Oman beberapa waktu lalu. Serangan terhadap kapal yang dikelola perusahaan Israel itu menewaskan dua orang.
Rezim Zionis menuduh Teheran berada di balik serangan mematikan itu. AS dan Inggris mendukung tuduhan yang dilontarkan Israel. Namun, Iran membantah terlibat serangan tersebut.
Di tengah ketegangan itu, para petinggi militer kedua negara saling ancam untuk menyerang.
Lebih lanjut, laporan Axios mengatakan kepala CIA juga akan bertemu dengan Kepala Intelijen Palestina Majid Faraj dan pejabat Palestina lainnya.
Rencana kunjungan Burns muncul kurang dari seminggu setelah delegasi senior Israel mengunjungi Washington untuk membahas Iran.
Pemerintahan Joe Biden telah dipaksa menunggu Iran untuk melanjutkan pembicaraan tentang kesepakatan nuklir 2015 yang dikenal sebagai JCPOA, yang sekarang sudah tidak berlaku.
Setelah enam putaran pembicaraan tidak langsung di Wina, Teheran memutuskan untuk menunda negosiasi sampai presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, dilantik.
Pada hari Senin, Presiden Raisi mengatakan, "hak-hak rakyat Iran harus ditegakkan, dan kepentingan bangsa kita dipastikan dalam setiap negosiasi."
Komentarnya muncul selama panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mendesak Raisi untuk melanjutkan pembicaraan Wina “tanpa penundaan.”
Selain Israel, kepala mata-mata Amerika itu juga akan mengunjungi Palestina untuk bertemu para pejabat Ramallah.
Media AS, Axios, dalam laporannya hari Senin, membocorkan rencana perjalanan Burns tersebut.
"Para pejabat Israel mengatakan pembicaraan akan fokus pada program nuklir Iran dan aktivitas regional, dan bahwa Israel berharap untuk mendengar lebih banyak tentang kebijakan AS terhadap pemerintah baru Iran dan kemungkinan kembali ke kesepakatan nuklir 2015," bunyi laporan media Amerika tersebut.
Ketegangan antara Iran dan Israel saat ini sedang memanas setelah serangan drone eksplosif terhadap kapal tanker MV Mercer Street di lepas pantai Oman beberapa waktu lalu. Serangan terhadap kapal yang dikelola perusahaan Israel itu menewaskan dua orang.
Rezim Zionis menuduh Teheran berada di balik serangan mematikan itu. AS dan Inggris mendukung tuduhan yang dilontarkan Israel. Namun, Iran membantah terlibat serangan tersebut.
Di tengah ketegangan itu, para petinggi militer kedua negara saling ancam untuk menyerang.
Lebih lanjut, laporan Axios mengatakan kepala CIA juga akan bertemu dengan Kepala Intelijen Palestina Majid Faraj dan pejabat Palestina lainnya.
Rencana kunjungan Burns muncul kurang dari seminggu setelah delegasi senior Israel mengunjungi Washington untuk membahas Iran.
Pemerintahan Joe Biden telah dipaksa menunggu Iran untuk melanjutkan pembicaraan tentang kesepakatan nuklir 2015 yang dikenal sebagai JCPOA, yang sekarang sudah tidak berlaku.
Setelah enam putaran pembicaraan tidak langsung di Wina, Teheran memutuskan untuk menunda negosiasi sampai presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, dilantik.
Pada hari Senin, Presiden Raisi mengatakan, "hak-hak rakyat Iran harus ditegakkan, dan kepentingan bangsa kita dipastikan dalam setiap negosiasi."
Komentarnya muncul selama panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mendesak Raisi untuk melanjutkan pembicaraan Wina “tanpa penundaan.”
(min)
tulis komentar anda