Netanyahu Sebut Aneksasi Tepi Barat Sebagai Peluang Bersejarah

Jum'at, 29 Mei 2020 - 00:37 WIB
Foto/Ilustrasi/Sindonews
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Bejamin Netanyahu, sekali lagi mengatakan Israel memiliki "peluang bersejarah" untuk mencaplok tanah di Tepi Barat.

Pemerintah persatuan baru Israel berjanji untuk mengedepankan legislasi yang akan melihat negara itu memiliki petak tambahan di Tepi Barat - kemungkinan Lembah Yordan dan permukiman ilegal Israel - yang bertentangan dengan hukum internasional.

Lembah Jordan dan Laut Mati utara membentuk wilayah sekitar sepertiga dari Tepi Barat, hampir 2.400 kilometer persegi menjadi tempat tinggal hampir 65.000 warga Palestina.

Netanyahu mengatakan bahwa kota Jericho tidak akan dianeksasi, tetapi kota-kota Palestina di daerah itu akan berada di bawah kendali keamanan Israel.



"Mereka perlu mengakui bahwa kami mengendalikan keamanan di semua bidang," katanya seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (29/5/2020).

Perdana menteri Israel itu mencatat bahwa rencana diplomatik yang disampaikan kepadanya sebelumnya telah meminta Israel untuk menyerahkan tanah, kembali ke perbatasan 1967 dan membagi Yerusalem, serta menerima pengungsi Palestina.

Sekarang ia mengatakan bahwa hal itu bukanlah permintaan Israel.

"Ini adalah pembalikan," katanya, merujuk pada hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke Palestina yang bersejarah.

"Kami bukan yang dipaksa untuk membuat konsesi, melainkan Palestina, terlepas dari negosiasi," imbuhnya.

Netanyahu juga mengatakan bahwa warga Palestina yang tinggal di daerah Tepi Barat yang diduduki yang diincarnya untuk dianeksasi tidak akan menjadi warga negara Israel.

Sebaliknya, ia mengatakan bahwa orang-orang Palestina akan hidup dalam komunitas terpencil yang diperintah oleh Otoritas Palestina akan dikelilingi oleh wilayah Israel.

Untuk diketahui, ketika Israel memiliki wilayah yang dicaplok secara sepihak sebelumnya - yaitu Yerusalem Timur yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan Suriah - Israel telah menawarkan kewarganegaraan kepada penduduk di sana. Namun, hanya sebagian kecil yang mengambil kewarganegaraan Israel selama beberapa dekade.

Rencana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat - termasuk Lembah Yordan - mendapat dukungan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, meskipun telah mendesaknya dilakukan bersamaan dengan pembicaraan dengan Palestina mengenai negara Palestina yang merdeka.

Lembah Jordan di Tepi Barat kaya akan mineral dan tanah pertanian serta merupakan daerah yang sangat strategis, karena terletak di sepanjang perbatasan Yordania.

Sejak Perang Dunia II, hanya ada tiga kasus aneksasi di seluruh dunia: invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990; Pencaplokan Crimea Ukraina pada tahun 2014 oleh Rusia; dan Israel merebut wilayah Arab, termasuk Dataran Tinggi Golan Suriah dan Pertanian Shebaa Libanon, sejak 1967.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More