Pegang Teguh Fatwa Khamenei, Presiden Raisi Haramkan Iran Miliki Senjata Nuklir

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 07:36 WIB
Dia mengatakan bahwa pihak AS siap untuk kembali ke Wina, dan mengakui penegasan kembali dukungan Raisi baru-baru ini untuk diplomasi. Namun Price mengatakan bahwa tawaran itu tidak akan berlangsung selamanya.

"Semakin lama ini berlangsung, keuntungan bagi keamanan nasional kita yang akan diperoleh dengan saling mengembalikan kepatuhan akan mulai berkurang oleh kemajuan yang dapat dibuat Iran sementara belenggu saat ini dihapus dari program nuklirnya," kata Price. "Jadi kami memperhatikan hal itu dan itulah mengapa kami mendesak pemerintah baru Iran untuk kembali berdiplomasi."

"Jika Presiden Raisi sungguh-sungguh dalam tekadnya untuk melihat sanksi dicabut, ya, itulah yang ada di atas meja di Wina," imbuh diplomat Amerika tersebut.



Di lain pihak, Israel, yang secara luas diyakini memiliki persenjataan nuklir semi-rahasia sendiri, telah menentang segala upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir itu.

Sehari sebelum mengeluarkan peringatan eksplisitnya kepada Iran, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan pada pengarahan bersama Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid kepada para duta besar asing bahwa Teheran telah melanggar perjanjian nuklir. "Dan hanya 10 minggu lagi untuk memperoleh bahan-bahan tingkat senjata yang diperlukan untuk senjata nuklir," katanya.

"Sekarang adalah waktunya untuk perbuatan, kata-kata tidak cukup," kata Gantz.

"Sudah waktunya untuk melakukan tindakan diplomatik, ekonomi, dan bahkan militer, jika tidak, serangan akan berlanjut."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More