Aksi Kekerasan Berlanjut, 40 Mayat Ditemukan di Hutan Myanmar
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 04:22 WIB
YANGON - Pasukan milisi Myanmar yang memerangi tentara di bagian tengah negara itu dan penduduk telah menemukan setidaknya 40 mayat di daerah hutan dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa dari mayat itu menunjukkan tanda-tanda penyiksaan. Hal itu diungkapkan seorang anggota milisi dan utusan Myanmar untuk PBB.
Sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, ratusan orang telah tewas ketika tentara dengan kekerasan memadamkan aksi protes.
Mayat-mayat itu ditemukan di beberapa lokasi berbeda di sekitar Kani, sebuah kota di daerah Sagaing, yang telah menyaksikan pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dan kelompok-kelompok milisi yang dibentuk oleh kelompok penentang kekuasaan militer.
Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, utusan Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun – yang mewakili pemerintah sipil terpilih – mengatakan total 40 mayat ditemukan dan menggambarkan tiga insiden berbeda selama bulan Juli di Kani.
Kyaw Moe Tun menggambarkan insiden itu jelas merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, menyerukan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk memberlakukan embargo senjata global terhadap militer Myanmar.
“Tidak ada tanda-tanda meredanya kekejaman, pembunuhan, penangkapan yang dilakukan oleh militer,” tulisnya.
“Kami menuntut intervensi kemanusiaan mendesak dari komunitas internasional sebelum terlambat,” sambungnya seperti dikutip dari New York Post, Jumat (6/8/2021).
Sementara itu seorang anggota milisi Kani, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan pertempuran di daerah Sagaing sekarang sebagian besar telah berhenti dan belum diketahui apakah akan lebih banyak mayat yang ditemukan.
“Sebagian besar penduduk desa di daerah terpencil telah melarikan diri ke kota terdekat,” katanya, menuduh militer dan milisi pro-junta saingannya melakukan pembunuhan dan penjarahan.
Anggota milisi juga menyebutkan jumlah total mayat sejauh ini sekitar 40, ditemukan pada beberapa kesempatan.
Sebuah buletin informasi militer tertanggal 30 Juli mengatakan pasukan keamanan telah diserang oleh sekitar 100 “teroris” dengan senjata ringan di dekat desa Zeepindwin di Kani. Dikatakan tentara telah membalas dan sembilan mayat telah diambil, bersama dengan senapan berburu, ranjau buatan sendiri dan sebuah granat.
Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 946 orang sejak kudeta, menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Thailand. Namun militer membantah jumlah itu dan juga mengatakan banyak anggota pasukan keamanan telah tewas.
Sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, ratusan orang telah tewas ketika tentara dengan kekerasan memadamkan aksi protes.
Mayat-mayat itu ditemukan di beberapa lokasi berbeda di sekitar Kani, sebuah kota di daerah Sagaing, yang telah menyaksikan pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dan kelompok-kelompok milisi yang dibentuk oleh kelompok penentang kekuasaan militer.
Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, utusan Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun – yang mewakili pemerintah sipil terpilih – mengatakan total 40 mayat ditemukan dan menggambarkan tiga insiden berbeda selama bulan Juli di Kani.
Kyaw Moe Tun menggambarkan insiden itu jelas merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, menyerukan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk memberlakukan embargo senjata global terhadap militer Myanmar.
“Tidak ada tanda-tanda meredanya kekejaman, pembunuhan, penangkapan yang dilakukan oleh militer,” tulisnya.
“Kami menuntut intervensi kemanusiaan mendesak dari komunitas internasional sebelum terlambat,” sambungnya seperti dikutip dari New York Post, Jumat (6/8/2021).
Sementara itu seorang anggota milisi Kani, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan pertempuran di daerah Sagaing sekarang sebagian besar telah berhenti dan belum diketahui apakah akan lebih banyak mayat yang ditemukan.
“Sebagian besar penduduk desa di daerah terpencil telah melarikan diri ke kota terdekat,” katanya, menuduh militer dan milisi pro-junta saingannya melakukan pembunuhan dan penjarahan.
Anggota milisi juga menyebutkan jumlah total mayat sejauh ini sekitar 40, ditemukan pada beberapa kesempatan.
Sebuah buletin informasi militer tertanggal 30 Juli mengatakan pasukan keamanan telah diserang oleh sekitar 100 “teroris” dengan senjata ringan di dekat desa Zeepindwin di Kani. Dikatakan tentara telah membalas dan sembilan mayat telah diambil, bersama dengan senapan berburu, ranjau buatan sendiri dan sebuah granat.
Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 946 orang sejak kudeta, menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Thailand. Namun militer membantah jumlah itu dan juga mengatakan banyak anggota pasukan keamanan telah tewas.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda