Perang Menggila, Taliban Kepung Kota di Afghanistan, Warga Diminta Mengungsi
Rabu, 04 Agustus 2021 - 05:29 WIB
KABUL - Komandan militer Afghanistan memerintahkan warga meninggalkan kota Lashkar Gah yang terkepung di Afghanistan selatan saat tentara menyiapkan serangan besar untuk mengusir Taliban.
Perintah mengungsi itu muncul setelah tiga hari pertempuran sengit di wilayah tersebut.
Taliban telah menguasai sebagian besar pedesaan Afghanistan sejak pasukan asing memulai tahap terakhir penarikan mereka pada Mei.
Namun sekarang fokus Taliban merebut ibu kota provinsi, membuat mereka menghadapi perlawanan yang lebih keras dari pasukan pemerintah Afghanistan.
Pertempuran berkecamuk di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand selatan, dengan PBB mengatakan 40 warga sipil tewas dalam 24 jam terakhir.
Komandan Korps Angkatan Darat 215 Maiwand Afghanistan Jenderal Sami Sadat mengatakan kepada warga pada Selasa (3/8) untuk keluar dari kota itu secepat mungkin.
“Tolong pergi secepat mungkin agar kami dapat memulai operasi kami,” ujar dia dalam pesan kepada kota berpenduduk 200.000 jiwa yang disampaikan melalui media.
“Saya tahu sangat sulit bagi Anda untuk meninggalkan rumah Anda, sulit bagi kami juga, tetapi jika Anda mengungsi selama beberapa hari, mohon maafkan kami. Kami memerangi Taliban di mana pun mereka berada. Kami akan melawan mereka, kami tidak akan membiarkan satu pun Taliban hidup," ujar dia.
James Bay dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul, mengatakan perintah mengungsi itu adalah langkah "sangat dramatis" yang terjadi setelah salah satu hari paling sengit dalam pertempuran memperebutkan kota itu.
“Itu adalah sesuatu yang telah mereka putuskan untuk dilakukan, meskipun berpotensi membiarkan orang meninggalkan rumah mereka dan berjalan ke daerah yang merupakan zona perang garis depan di mana ada begitu banyak bentrokan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir,” papar dia.
“Ini juga berpotensi berarti akan ada banyak orang yang mengungsi dari rumah mereka, ke mana ribuan orang ini akan pergi?” ujar dia.
Charlotte Bellis dari Al Jazeera, juga melaporkan dari Kabul, mengatakan keputusan militer agar warga mengungsi itu “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Strategi tentara Afghanistan mengirim pasukan khusus dan serangan udara memang membahayakan warga sipil karena itu berarti mereka harus bertempur dari jalan ke jalan dan dengan bom dari udara di daerah padat penduduk,” ungkap dia.
"Ini mungkin mengapa mereka berkata, 'kita harus mencoba sesuatu yang lain karena kita tidak membuat banyak dampak dan kita menempatkan orang-orang kita dalam bahaya,'" tutur Bellis.
“Taliban mengeluarkan video hari ini yang (mereka) terlihat tenang di jalanan, berjalan-jalan dan menunjukkan diri,” ungkap Bellis.
Para pejabat sebelumnya mengatakan pejuang Taliban telah merebut lebih dari selusin stasiun radio dan TV lokal di Lashkar Gah, hanya menyisakan satu saluran pro-Taliban yang menyiarkan program Islami.
"Pertempuran sangat intens pagi ini," papar Sefatullah, direktur radio Sukon di kota itu, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Dia mengatakan pesawat angkatan udara Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan telah menggempur posisi Taliban, dan pertempuran terus berlanjut di dekat penjara kota dan satu bangunan yang menampung markas polisi dan badan intelijen.
Perintah mengungsi itu muncul setelah tiga hari pertempuran sengit di wilayah tersebut.
Taliban telah menguasai sebagian besar pedesaan Afghanistan sejak pasukan asing memulai tahap terakhir penarikan mereka pada Mei.
Namun sekarang fokus Taliban merebut ibu kota provinsi, membuat mereka menghadapi perlawanan yang lebih keras dari pasukan pemerintah Afghanistan.
Pertempuran berkecamuk di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand selatan, dengan PBB mengatakan 40 warga sipil tewas dalam 24 jam terakhir.
Komandan Korps Angkatan Darat 215 Maiwand Afghanistan Jenderal Sami Sadat mengatakan kepada warga pada Selasa (3/8) untuk keluar dari kota itu secepat mungkin.
“Tolong pergi secepat mungkin agar kami dapat memulai operasi kami,” ujar dia dalam pesan kepada kota berpenduduk 200.000 jiwa yang disampaikan melalui media.
“Saya tahu sangat sulit bagi Anda untuk meninggalkan rumah Anda, sulit bagi kami juga, tetapi jika Anda mengungsi selama beberapa hari, mohon maafkan kami. Kami memerangi Taliban di mana pun mereka berada. Kami akan melawan mereka, kami tidak akan membiarkan satu pun Taliban hidup," ujar dia.
James Bay dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul, mengatakan perintah mengungsi itu adalah langkah "sangat dramatis" yang terjadi setelah salah satu hari paling sengit dalam pertempuran memperebutkan kota itu.
“Itu adalah sesuatu yang telah mereka putuskan untuk dilakukan, meskipun berpotensi membiarkan orang meninggalkan rumah mereka dan berjalan ke daerah yang merupakan zona perang garis depan di mana ada begitu banyak bentrokan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir,” papar dia.
“Ini juga berpotensi berarti akan ada banyak orang yang mengungsi dari rumah mereka, ke mana ribuan orang ini akan pergi?” ujar dia.
Charlotte Bellis dari Al Jazeera, juga melaporkan dari Kabul, mengatakan keputusan militer agar warga mengungsi itu “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Strategi tentara Afghanistan mengirim pasukan khusus dan serangan udara memang membahayakan warga sipil karena itu berarti mereka harus bertempur dari jalan ke jalan dan dengan bom dari udara di daerah padat penduduk,” ungkap dia.
"Ini mungkin mengapa mereka berkata, 'kita harus mencoba sesuatu yang lain karena kita tidak membuat banyak dampak dan kita menempatkan orang-orang kita dalam bahaya,'" tutur Bellis.
“Taliban mengeluarkan video hari ini yang (mereka) terlihat tenang di jalanan, berjalan-jalan dan menunjukkan diri,” ungkap Bellis.
Para pejabat sebelumnya mengatakan pejuang Taliban telah merebut lebih dari selusin stasiun radio dan TV lokal di Lashkar Gah, hanya menyisakan satu saluran pro-Taliban yang menyiarkan program Islami.
"Pertempuran sangat intens pagi ini," papar Sefatullah, direktur radio Sukon di kota itu, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Dia mengatakan pesawat angkatan udara Amerika Serikat (AS) dan Afghanistan telah menggempur posisi Taliban, dan pertempuran terus berlanjut di dekat penjara kota dan satu bangunan yang menampung markas polisi dan badan intelijen.
(sya)
tulis komentar anda