Fauci: AS Sedang Bergerak ke Arah yang Salah dalam Penanganan Covid-19

Rabu, 28 Juli 2021 - 20:00 WIB
Kepala penasehat medis Gedung Putih, Anthony Fauci mengatakan bahwa Amerika Serikat saat ini sedang bergerak ke arah yang salah dalam hal penanganan Covid-19. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Kepala penasehat medis Gedung Putih, Anthony Fauci mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) saat ini sedang bergerak ke arah yang salah dalam hal penanganan Covid-19. Pernyataan datang ketika AS berjuang untuk memerangi lonjakan baru kasus Covid-19 karena varian Delta dan masih banyaknya orang yang menolak vaksinasi.

"Kami menuju ke arah yang salah," ucap pria yang juga merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS (NIH) itu saat melakukan wawancara dengan CNN.

Menurut Fauci, seperti dilansir Xinhua pada Rabu (28/7/2021), lonjakan terbaru dalam kasus baru disebabkan oleh varian Delta yang sangat ganas, serta masih banyaknya orang dewasa yang belum melakukan vaksinasi.

"Ini benar-benar pandemi di antara mereka yang tidak divaksinasi, jadi ini adalah masalah yang terutama di antara mereka yang tidak divaksinasi, itulah alasan mengapa kami di luar sana, secara praktis memohon kepada orang-orang yang tidak divaksinasi untuk keluar dan divaksinasi," ucapnya.



Sementara AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, India telah melampaui Amerika dalam hal kasus harian baru dalam beberapa minggu terakhir. Namun, ketika infeksi mulai mereda di India, ASkembali melampaui penghitungan kasus baru India.

Menurut data resmi, rata-rata kasus mingguan di AS mencapai 52 ribu kasus. Angka-angka tersebut telah mendorong penghitungan infeksi harian baru di Amerika melewati India.

Sebuah studi baru juga menemukan bahwa jumlah total infeksi Covid-19 di AS mungkin kurang terhitung sebanyak 60 persen. Menurut sebuah studi oleh para peneliti di University of Washington, sebanyak 65 juta orang Amerika mungkin telah terinfeksi.

Hingga kemarin, total kasus infeksi Covid-19 di AS mencapai34,6 juta, sementara jumlah kematian negara itu mencapai lebih dari 611.410.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More