Ledek ICC, Duterte Sebut Perang Narkoba Filipina Masih Jauh dari Selesai

Selasa, 27 Juli 2021 - 14:05 WIB
Kelompok HAM menuduh Duterte menghasut kekerasan mematikan dan mengatakan polisi telah membunuh tersangka narkoba yang tidak bersenjata dan menggelar operasi tempat kejadian perkara dalam skala besar. Polisi menyangkal hal itu dan Duterte menegaskan polisi berada di bawah perintah untuk membunuh hanya untuk membela diri.

“Duterte tidak menunjukkan apa pun untuk janjinya bertahun-tahun lalu untuk memberantas obat-obatan terlarang—tidak ada yang bisa ditunjukkan kecuali mayat yang dibunuh oleh polisi,” kata Carlos Conde, peneliti Filipina untuk Human Rights Watch (HRW) seperti dikutip Reuters, Selasa (27/7/2021).

Duterte, yang memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016 dengan janji untuk memerangi korupsi, kejahatan dan obat-obatan terlarang, tetap sangat populer meskipun ada kritik terhadap pembunuhan dan tanggapannya terhadap pandemi COVID-19.



Dengan lebih dari 1,5 juta kasus virus corona dan lebih dari 27.000 kematian, Filipina memiliki wabah terburuk kedua di Asia Tenggara.

“Kami berharap presiden akan memberikan peta jalan yang jelas untuk pemulihan ekonomi, dan bagaimana pemerintah membangun kapasitas perawatan kesehatan untuk menangani lonjakan dan pandemi di masa depan,” kata Rizalina Mantaring, seorang pejabat di Asosiasi Manajemen Filipina.

Sambil mengatakan negara itu tidak mampu lagi melakukan penguncian, Duterte mengatakan dia tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan pembatasan yang lebih ketat jika penyebaran varian Delta semakin buruk.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Filipina sejauh ini telah mengimunisasi lengkap hanya 5,5 persen dari 110 juta penduduknya.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More