Bentrok Pecah Usai Presiden Tunisia Pecat Perdana Menteri dan Bubarkan Parlemen
Selasa, 27 Juli 2021 - 01:01 WIB
Saied, tokoh independen, telah lama berseteru dengan pria yang telah dia singkirkan, Perdana Menteri Hichem Mechichi. Mechichi mendapat dukungan dari partai terbesar di parlemen, Ennahda.
Langkah ini terjadi setelah protes pecah di beberapa kota Tunisia yang mengkritik penanganan pemerintah terhadap ekonomi dan pandemi virus corona. Demonstran menyerukan agar parlemen dibubarkan.
Ketua Parlemen Rached Ghannouchi menuduh Saied melakukan "kudeta terhadap revolusi dan konstitusi."
Berbicara kepada Reuters, Ghannouchi yang juga kepala gerakan moderat Ennahda, mengatakan, "Kami menganggap lembaga-lembaga itu masih berdiri dan pendukung Ennahda serta rakyat Tunisia akan membela revolusi."
Sementara itu Partai Hati Tunisia mengatakan, "Keputusan yang diambil Presiden Saied adalah pelanggaran berat terhadap konstitusi."
Partai itu menambahkan pihaknya berkomitmen pada aturan hukum dan lembaga. “Kami menghormati legitimasi pemilu dan menolak keputusan apa pun yang bertentangan dengan hasil kelembagaannya," papar partai tersebut.
Selanjutnya, Partai Hati Tunisia menyerukan semua pihak untuk mendukung "tuntutan sah" rakyat Tunisia dan menghindari "pertempuran politik palsu."
Langkah ini terjadi setelah protes pecah di beberapa kota Tunisia yang mengkritik penanganan pemerintah terhadap ekonomi dan pandemi virus corona. Demonstran menyerukan agar parlemen dibubarkan.
Ketua Parlemen Rached Ghannouchi menuduh Saied melakukan "kudeta terhadap revolusi dan konstitusi."
Berbicara kepada Reuters, Ghannouchi yang juga kepala gerakan moderat Ennahda, mengatakan, "Kami menganggap lembaga-lembaga itu masih berdiri dan pendukung Ennahda serta rakyat Tunisia akan membela revolusi."
Sementara itu Partai Hati Tunisia mengatakan, "Keputusan yang diambil Presiden Saied adalah pelanggaran berat terhadap konstitusi."
Partai itu menambahkan pihaknya berkomitmen pada aturan hukum dan lembaga. “Kami menghormati legitimasi pemilu dan menolak keputusan apa pun yang bertentangan dengan hasil kelembagaannya," papar partai tersebut.
Selanjutnya, Partai Hati Tunisia menyerukan semua pihak untuk mendukung "tuntutan sah" rakyat Tunisia dan menghindari "pertempuran politik palsu."
(sya)
tulis komentar anda