Kirim Sinyal Kuat ke China, AS Kerahkan Puluhan F-22 Raptor ke Pasifik
Senin, 26 Juli 2021 - 16:36 WIB
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengirim sekitar 25 jet tempur siluman F-22 Raptor ke Pasifik barat untuk latihan. Analis menyebut pengerahan itu sebagai upaya untuk mengirim pesan langsung ke China di tengah ketegangan di kawasan itu.
Raptors, yang dikerahkan dari Pengawal Nasional Udara Hawaii dan Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, akan menuju pulau Guam dan Tinian sebagai bagian dari latihan Operasi Pacific Iron 2021.
Jet tempur generasi kelima diyakini sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia karena kemampuan mereka untuk menghindari deteksi radar dan menggabungkan sistem informasi on-board dan off-board.
Analis pertahanan yang berbasis di Hawaii, Carl Schuster menuturkan, AS saat ini memiliki sekitar 180 F-22 dalam armadanya, dengan hampir setengah dari mereka siap untuk ditempatkan. China, sementara itu, hanya memiliki sekitar 20 hingga 24 jet tempur generasi kelima yang beroperasi.
Jadi, ujarnya, penyebaran sekitar 25 persen F-22 ke wilayah yang bergejolak di mana China dan kekuatan Barat berselisih mengenai status Taiwan dan wilayah Laut China Selatan harus dilihat sebagai pesan langsung ke China.
“Angkatan Udara Pasifik menunjukkan bahwa mereka dapat mengerahkan sebanyak atau lebih pesawat generasi kelima ke teater dalam waktu singkat daripada yang dimiliki (China) saat ini di seluruh inventarisnya,” kata Schuster, mencatat bahwa biasanya penyebaran F-22 terdiri dari hanya antara enam sampai 12 jet.
“Menunjukkan kemampuan Agile Combat Angkatan Udara AS mengirimkan sinyal pencegah yang kuat ke China dan meyakinkan satu untuk sekutu dan mitra (AS). China akan mencoba mengikutinya dengan cermat," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (26/7/2021).
Selain F-22, AS mengerahkan sekitar 10 pesawat tempur F-15 Strike Eagle dari Mountain Home Air Force Base dan dua pesawat angkut militer C-130J Hercules dari Yokota Air Base di Jepang, dansekitar 800 personel yang akan mengambil bagian dalam latihan.
Latihan tersebut akan menjadi bagian dari strategi Agile Combat Employment yang lebih besar yang dirancang untuk menyebarkan pesawat tempur AS ke seluruh wilayah dan membuatnya siap digunakan untuk pertempuran.
Raptors, yang dikerahkan dari Pengawal Nasional Udara Hawaii dan Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, akan menuju pulau Guam dan Tinian sebagai bagian dari latihan Operasi Pacific Iron 2021.
Jet tempur generasi kelima diyakini sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia karena kemampuan mereka untuk menghindari deteksi radar dan menggabungkan sistem informasi on-board dan off-board.
Analis pertahanan yang berbasis di Hawaii, Carl Schuster menuturkan, AS saat ini memiliki sekitar 180 F-22 dalam armadanya, dengan hampir setengah dari mereka siap untuk ditempatkan. China, sementara itu, hanya memiliki sekitar 20 hingga 24 jet tempur generasi kelima yang beroperasi.
Jadi, ujarnya, penyebaran sekitar 25 persen F-22 ke wilayah yang bergejolak di mana China dan kekuatan Barat berselisih mengenai status Taiwan dan wilayah Laut China Selatan harus dilihat sebagai pesan langsung ke China.
“Angkatan Udara Pasifik menunjukkan bahwa mereka dapat mengerahkan sebanyak atau lebih pesawat generasi kelima ke teater dalam waktu singkat daripada yang dimiliki (China) saat ini di seluruh inventarisnya,” kata Schuster, mencatat bahwa biasanya penyebaran F-22 terdiri dari hanya antara enam sampai 12 jet.
“Menunjukkan kemampuan Agile Combat Angkatan Udara AS mengirimkan sinyal pencegah yang kuat ke China dan meyakinkan satu untuk sekutu dan mitra (AS). China akan mencoba mengikutinya dengan cermat," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (26/7/2021).
Selain F-22, AS mengerahkan sekitar 10 pesawat tempur F-15 Strike Eagle dari Mountain Home Air Force Base dan dua pesawat angkut militer C-130J Hercules dari Yokota Air Base di Jepang, dansekitar 800 personel yang akan mengambil bagian dalam latihan.
Latihan tersebut akan menjadi bagian dari strategi Agile Combat Employment yang lebih besar yang dirancang untuk menyebarkan pesawat tempur AS ke seluruh wilayah dan membuatnya siap digunakan untuk pertempuran.
(ian)
tulis komentar anda