Viral, Ibu Meninggal setelah Lempar Bayinya Agar Selamat dari Tanah Longsor
Jum'at, 23 Juli 2021 - 21:01 WIB
HENAN - Seorang ibu melemparkan bayinya ke tempat yang aman agar bayi itu selamat saat tanah longsor dan banjir melanda rumah mereka di China .
Sayangnya, sang ibu meninggal akibat bencana tersebut. Bayi perempuan itu dapat ditarik keluar hidup-hidup pada Rabu (21/7) setelah lebih dari 24 jam terkubur di bawah reruntuhan gedung.
Laporan mengatakan hujan lebat telah memicu tanah longsor di desa Wangzongdian, provinsi Henan, China.
Wilayah tersebut telah mengalami banjir besar karena curah hujan yang tinggi, dengan sebanyak 51 orang tewas dan hampir 400.000 orang dievakuasi dari rumah mereka.
Rekaman video petugas penyelamat yang menyelamatkan bayi telah menjadi viral di China. Bayi itu diyakini berusia sekitar tiga atau empat bulan.
"Saya mendengar suara bayi, dan pada saat itu tim penyelamat baru saja tiba dan berhasil menyelamatkan anak itu. Dia telah dilempar ke tempat yang lebih tinggi oleh ibunya," ujar salah satu anggota keluarga bernama Zhao kepada Southern Metropolis Daily.
Bayi itu dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan tidak terluka.
Jenazah ibunya baru ditemukan pada Kamis (22/7). Tim penyelamat mengatakan kepada Beijing Youth Daily bahwa ketika mereka menemukan jasad sang ibu, tubuhnya membeku dalam posisi seperti sedang mengangkat sesuatu.
"Tepat pada saat genting itu dia mengangkat anaknya, dan itulah sebabnya bayi perempuan itu masih hidup," tutur seorang petugas penyelamat bernama Yang kepada wartawan.
Laporan lokal tidak menyebutkan nama ibu atau anak itu.
Hujan dan banjir telah menimbulkan kekacauan di seluruh provinsi itu dalam sepekan terakhir. Jalan-jalan utama telah berubah menjadi sungai, dengan mobil, puing-puing dan bahkan orang-orang tersapu arus air yang bergerak cepat.
Di ibu kota provinsi Zhengzhou, sebanyak 12 orang tewas ketika banjir menggenangi jalur kereta bawah tanah pada Selasa malam.
Zhao mengatakan pekerjaan penyelamatan sulit dilakukan karena jembatan akses utama desa terpencil itu tersapu banjir. Banyak rumah hancur oleh banjir dan hujan, membuat penduduk desa rentan.
"Wangzongdian masih memiliki banyak orang lanjut usia dan anak-anak, mereka memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk menyelamatkan diri mereka sendiri," tutur Zhao.
Tim penyelamat pada Jumat masih berusaha menjangkau para penyintas di seluruh wilayah yang luas, yang merupakan rumah bagi lebih dari 90 juta orang.
Sayangnya, sang ibu meninggal akibat bencana tersebut. Bayi perempuan itu dapat ditarik keluar hidup-hidup pada Rabu (21/7) setelah lebih dari 24 jam terkubur di bawah reruntuhan gedung.
Laporan mengatakan hujan lebat telah memicu tanah longsor di desa Wangzongdian, provinsi Henan, China.
Wilayah tersebut telah mengalami banjir besar karena curah hujan yang tinggi, dengan sebanyak 51 orang tewas dan hampir 400.000 orang dievakuasi dari rumah mereka.
Rekaman video petugas penyelamat yang menyelamatkan bayi telah menjadi viral di China. Bayi itu diyakini berusia sekitar tiga atau empat bulan.
Baca Juga
"Saya mendengar suara bayi, dan pada saat itu tim penyelamat baru saja tiba dan berhasil menyelamatkan anak itu. Dia telah dilempar ke tempat yang lebih tinggi oleh ibunya," ujar salah satu anggota keluarga bernama Zhao kepada Southern Metropolis Daily.
Bayi itu dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan tidak terluka.
Jenazah ibunya baru ditemukan pada Kamis (22/7). Tim penyelamat mengatakan kepada Beijing Youth Daily bahwa ketika mereka menemukan jasad sang ibu, tubuhnya membeku dalam posisi seperti sedang mengangkat sesuatu.
"Tepat pada saat genting itu dia mengangkat anaknya, dan itulah sebabnya bayi perempuan itu masih hidup," tutur seorang petugas penyelamat bernama Yang kepada wartawan.
Laporan lokal tidak menyebutkan nama ibu atau anak itu.
Hujan dan banjir telah menimbulkan kekacauan di seluruh provinsi itu dalam sepekan terakhir. Jalan-jalan utama telah berubah menjadi sungai, dengan mobil, puing-puing dan bahkan orang-orang tersapu arus air yang bergerak cepat.
Di ibu kota provinsi Zhengzhou, sebanyak 12 orang tewas ketika banjir menggenangi jalur kereta bawah tanah pada Selasa malam.
Zhao mengatakan pekerjaan penyelamatan sulit dilakukan karena jembatan akses utama desa terpencil itu tersapu banjir. Banyak rumah hancur oleh banjir dan hujan, membuat penduduk desa rentan.
"Wangzongdian masih memiliki banyak orang lanjut usia dan anak-anak, mereka memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk menyelamatkan diri mereka sendiri," tutur Zhao.
Tim penyelamat pada Jumat masih berusaha menjangkau para penyintas di seluruh wilayah yang luas, yang merupakan rumah bagi lebih dari 90 juta orang.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda