Pakar Militer: AS Tak Punya Peluang Lindungi Taiwan dari Invasi China
Jum'at, 23 Juli 2021 - 04:33 WIB
BEIJING - Seorang pakar militer mengatakan latihan tembak menembak yang dilakukan China di dekat Taiwan baru-baru ini ditargetkan pada pemerintah pulau itu. Ia pun mengklaim pasukan China "tidak akan memberikan kesempatan" bagi Amerika Serikat (AS) untuk campur tangan.
China diketahui melakukan latihan militer di Laut China Timur diumumkan oleh otoritas keamanan maritim China, yang mengeluarkan zona larangan untuk kapal dagang yang berlangsung hingga 21 Juli. Latihan tersebut — juga sekitar 120 mil laut timur laut dari Kepulauan Senkaku yang disengketakan dengan Jepang — akan melibatkan Komando Teater Timur PLA.
Latihan diumumkan sehari setelah jet Angkatan Udara AS mendarat di Taipei untuk menyampaikan apa yang media lokal gambarkan sebagai "surat diplomatik" untuk Institut Amerika di Taiwan, yang merupakan kedutaan besar AS secara de facto di pulau itu. Persinggahan itu hanya berlangsung selama 34 menit, tetapi sifat pengirimannya, yang melibatkan aset militer Amerika, membuat Beijing kesal. China lantas menuduh AS melakukan pelanggaran di wilayah udaranya.
Tampil sebagai panelis pada program prime-time stasiun televisi milik pemerintah China, CCTV, Du Wenlong mengungkapkan kemampuan amfibi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang menggelar latihan sekitar 135 mil laut di utara Taiwan yang demokratis. Menurutnya jarak yang pendek berarti pasukan PLA akan dapat mencapai pantai pulau itu "dalam sehari."
“Dari sudut pandang strategis, ini memungkinkan kita untuk melintasi jarak itu dalam waktu yang sangat singkat, kemudian memulai manuver tempur di pulau itu,” kata Du tentang hipotesis serangan terhadap Taiwan seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (23/7/2021).
Du menyebut latihan PLA sebagai "peringatan serius" tentang keterlibatan militer Taiwan yang berkelanjutan dengan AS.
"Latihan jarak pendek saat ini dapat dianggap sebagai latihan rutin, tetapi saya pikir itu secara khusus ditargetkan (kepada Taiwan," tambah Du.
"Taiwan adalah targetnya," tegasnya.
China diketahui melakukan latihan militer di Laut China Timur diumumkan oleh otoritas keamanan maritim China, yang mengeluarkan zona larangan untuk kapal dagang yang berlangsung hingga 21 Juli. Latihan tersebut — juga sekitar 120 mil laut timur laut dari Kepulauan Senkaku yang disengketakan dengan Jepang — akan melibatkan Komando Teater Timur PLA.
Latihan diumumkan sehari setelah jet Angkatan Udara AS mendarat di Taipei untuk menyampaikan apa yang media lokal gambarkan sebagai "surat diplomatik" untuk Institut Amerika di Taiwan, yang merupakan kedutaan besar AS secara de facto di pulau itu. Persinggahan itu hanya berlangsung selama 34 menit, tetapi sifat pengirimannya, yang melibatkan aset militer Amerika, membuat Beijing kesal. China lantas menuduh AS melakukan pelanggaran di wilayah udaranya.
Tampil sebagai panelis pada program prime-time stasiun televisi milik pemerintah China, CCTV, Du Wenlong mengungkapkan kemampuan amfibi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang menggelar latihan sekitar 135 mil laut di utara Taiwan yang demokratis. Menurutnya jarak yang pendek berarti pasukan PLA akan dapat mencapai pantai pulau itu "dalam sehari."
“Dari sudut pandang strategis, ini memungkinkan kita untuk melintasi jarak itu dalam waktu yang sangat singkat, kemudian memulai manuver tempur di pulau itu,” kata Du tentang hipotesis serangan terhadap Taiwan seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (23/7/2021).
Du menyebut latihan PLA sebagai "peringatan serius" tentang keterlibatan militer Taiwan yang berkelanjutan dengan AS.
"Latihan jarak pendek saat ini dapat dianggap sebagai latihan rutin, tetapi saya pikir itu secara khusus ditargetkan (kepada Taiwan," tambah Du.
"Taiwan adalah targetnya," tegasnya.
tulis komentar anda