Selamatkan Polisi, Pasukan Komando Afghanistan Kocar-kacir Diserang Taliban
Rabu, 14 Juli 2021 - 12:03 WIB
KANDAHAR - Beberapa menit setelah kembali dari misi pada Selasa (13/7) sebelum fajar, konvoi pasukan komando Afghanistan yang kelelahan melaju keluar dari pangkalan mereka untuk mencoba mengeluarkan seorang polisi terluka yang terperangkap gerilyawan Taliban di pinggiran Kandahar.
Misi sebelumnya tegang tapi tenang. Operasi di kota selatan yang jadi benteng Taliban sebelum gerakan itu digulingkan dari kekuasaan pada 2001 itu berbeda.
“Ketika pasukan mendekati pos pemeriksaan tempat polisi Ahmad Shah bersembunyi sendirian selama 18 jam, sekitar 30-40 tentara pasukan khusus dalam barisan Humvee diserang dengan senjata otomatis,” ungkap reporter Reuters yang bepergian bersama mereka.
Baku tembak meletus saat konvoi memaksa masuk ke posisi Shah, dan dia buru-buru dimuat ke salah satu kendaraan.
Kemudian datang serangkaian ledakan keras, tiga dari delapan Humvee pertama dihantam roket dan rusak parah hingga tak dapat lagi dinaiki.
Dalam kebingungan berikutnya, pasukan komando di dalam kendaraan yang cacat bergegas pindak ke truk.
Tembakan tampaknya datang dari sekitar pos polisi, dari kuburan di sebelah kiri dan rimbunnya pepohonan Eucalyptus di sebelah kanan.
Satu tembakan peluru memantul dari armor logam Humvee. Para penembak di atas Humvee berputar liar, mengarahkan tembakan ke para pejuang Taliban yang sulit dilihat.
Humvee yang tersisa menjadi target beberapa serangan dari granat berpeluncur roket.
Ledakan bergema keras di dalam interior logam yang sesak dan mengguncang kendaraan dengan keras.
Konvoi itu melaju kencang. Di samping jalan, seorang anak laki-laki merunduk untuk berlindung.
Misi Selasa itu menggarisbawahi ancaman tanpa henti pada militer Afghanistan, ketika pejuang Taliban merebut lebih banyak wilayah dan ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang yang tidak meyakinkan.
Taktik tabrak lari Taliban membuat mereka menjadi musuh yang sulit untuk ditaklukkan. Adapun dukungan udara dari pesawat tempur Afghanistan hanya dapat memberikan perlindungan di tempat yang ada sedikit warga sipil.
Serangan udara jelas sangat berisiko jika dilakukan di daerah perkotaan padat penduduk.
Segera setelah konvoi pasukan komando meninggalkan pangkalan pada Selasa, mereka terhambat oleh lalu lintas yang padat mengalir ke Kandahar.
Dan ketika peluru terbang selama serangan yang hanya berjarak beberapa menit mengemudi, Humvee harus meliuk-liuk di antara mobil warga sipil yang terjebak dalam baku tembak.
Tidak ada laporan segera tentang kematian di antara unit komando pada Selasa, dan Shah, yang kakinya terluka dalam ledakan granat, berhasil diselamatkan.
Setelah meninggalkan daerah itu, beberapa tim berjalan ke markas polisi di puncak bukit untuk berkumpul kembali bersama Shah.
"Kami adalah 15 orang (polisi), dan semua rekan saya menyerah (kepada Taliban) kecuali saya," ujar Shah yang tampak lelah kepada Reuters. Dia mengatakan dia telah berjuang selama dua hari.
“Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak akan melakukan itu, dan selama saya memiliki senjata, mengapa saya harus menyerah?” papar dia.
Shah akan diangkut kembali ke pangkalan utama komando, sementara anggota unit lainnya berencana kembali mencoba membawa Humvee yang rusak dan memerangi pejuang Taliban yang bersembunyi di kota itu.
Posisi puncak bukit memberikan rasa tenang, dengan pemandangan kota yang luas di bawahnya.
Kandahar sekali lagi diperebutkan, bersama sebagian besar wilayah Afghanistan lainnya.
Misi sebelumnya tegang tapi tenang. Operasi di kota selatan yang jadi benteng Taliban sebelum gerakan itu digulingkan dari kekuasaan pada 2001 itu berbeda.
“Ketika pasukan mendekati pos pemeriksaan tempat polisi Ahmad Shah bersembunyi sendirian selama 18 jam, sekitar 30-40 tentara pasukan khusus dalam barisan Humvee diserang dengan senjata otomatis,” ungkap reporter Reuters yang bepergian bersama mereka.
Baku tembak meletus saat konvoi memaksa masuk ke posisi Shah, dan dia buru-buru dimuat ke salah satu kendaraan.
Kemudian datang serangkaian ledakan keras, tiga dari delapan Humvee pertama dihantam roket dan rusak parah hingga tak dapat lagi dinaiki.
Dalam kebingungan berikutnya, pasukan komando di dalam kendaraan yang cacat bergegas pindak ke truk.
Tembakan tampaknya datang dari sekitar pos polisi, dari kuburan di sebelah kiri dan rimbunnya pepohonan Eucalyptus di sebelah kanan.
Satu tembakan peluru memantul dari armor logam Humvee. Para penembak di atas Humvee berputar liar, mengarahkan tembakan ke para pejuang Taliban yang sulit dilihat.
Humvee yang tersisa menjadi target beberapa serangan dari granat berpeluncur roket.
Ledakan bergema keras di dalam interior logam yang sesak dan mengguncang kendaraan dengan keras.
Konvoi itu melaju kencang. Di samping jalan, seorang anak laki-laki merunduk untuk berlindung.
Misi Selasa itu menggarisbawahi ancaman tanpa henti pada militer Afghanistan, ketika pejuang Taliban merebut lebih banyak wilayah dan ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang yang tidak meyakinkan.
Taktik tabrak lari Taliban membuat mereka menjadi musuh yang sulit untuk ditaklukkan. Adapun dukungan udara dari pesawat tempur Afghanistan hanya dapat memberikan perlindungan di tempat yang ada sedikit warga sipil.
Serangan udara jelas sangat berisiko jika dilakukan di daerah perkotaan padat penduduk.
Segera setelah konvoi pasukan komando meninggalkan pangkalan pada Selasa, mereka terhambat oleh lalu lintas yang padat mengalir ke Kandahar.
Dan ketika peluru terbang selama serangan yang hanya berjarak beberapa menit mengemudi, Humvee harus meliuk-liuk di antara mobil warga sipil yang terjebak dalam baku tembak.
Tidak ada laporan segera tentang kematian di antara unit komando pada Selasa, dan Shah, yang kakinya terluka dalam ledakan granat, berhasil diselamatkan.
Setelah meninggalkan daerah itu, beberapa tim berjalan ke markas polisi di puncak bukit untuk berkumpul kembali bersama Shah.
"Kami adalah 15 orang (polisi), dan semua rekan saya menyerah (kepada Taliban) kecuali saya," ujar Shah yang tampak lelah kepada Reuters. Dia mengatakan dia telah berjuang selama dua hari.
“Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak akan melakukan itu, dan selama saya memiliki senjata, mengapa saya harus menyerah?” papar dia.
Shah akan diangkut kembali ke pangkalan utama komando, sementara anggota unit lainnya berencana kembali mencoba membawa Humvee yang rusak dan memerangi pejuang Taliban yang bersembunyi di kota itu.
Posisi puncak bukit memberikan rasa tenang, dengan pemandangan kota yang luas di bawahnya.
Kandahar sekali lagi diperebutkan, bersama sebagian besar wilayah Afghanistan lainnya.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda