Rusia Siap Gempur Taliban Jika Berani Menyerang Tajikistan
Sabtu, 10 Juli 2021 - 08:43 WIB
“Kami harus menjaga agar bubuk kami tetap kering,” katanya, seraya menambahkan bahwa selama latihan reguler, negara-negara anggota CSTO telah berlatih mengerahkan pasukan tambahan di sepanjang perbatasan Afghanistan.
Sebuah blok pertahanan dan keamanan yang didirikan pada tahun 1992, CSTO terdiri dari Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Blok ini seperti halnya NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Utusan Tajik untuk CSTO, Khasan Sultonov, mengatakan pada hari Rabu bahwa sekitar 1.500 tentara pemerintah Afghanistan melintasi perbatasan Tajikistan saat melarikan diri dari serangan Taliban selama dua minggu terakhir. Sultonov meminta CSTO untuk membantu negaranya mengamankan perbatasan.
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon sebelumnya memerintahkan mobilisasi 20.000 tentara cadangan.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan delegasi dari sayap politik Taliban bertemu dengan pejabat Rusia di Moskow pada hari Kamis lalu. Negosiator Taliban Mohammad Suhail Shaheen mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa gerilyawan kelompok itu tidak akan menyerang Tajikistan.
Shaheen menulis di media sosial bahwa Taliban tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara lain, juga tidak akan menoleransi intervensi orang lain.
Taliban telah merebut banyak wilayah dari pasukan pemerintah di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir di tengah penarikan penuh pasukan AS dan sekutu NATO-nya.
Presiden AS Joe Biden awalnya mengatakan bahwa pasukan Amerika akan meninggalkan negara itu pada 11 September, tetapi pada hari Kamis dia mengumumkan bahwa misi militer AS akan berakhir sebelum 31 Agustus.
“Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa,” kata Biden, seraya menambahkan bahwa terserah rakyat Afghanistan untuk menentukan masa depan negara itu.
Sebuah blok pertahanan dan keamanan yang didirikan pada tahun 1992, CSTO terdiri dari Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Blok ini seperti halnya NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Utusan Tajik untuk CSTO, Khasan Sultonov, mengatakan pada hari Rabu bahwa sekitar 1.500 tentara pemerintah Afghanistan melintasi perbatasan Tajikistan saat melarikan diri dari serangan Taliban selama dua minggu terakhir. Sultonov meminta CSTO untuk membantu negaranya mengamankan perbatasan.
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon sebelumnya memerintahkan mobilisasi 20.000 tentara cadangan.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan delegasi dari sayap politik Taliban bertemu dengan pejabat Rusia di Moskow pada hari Kamis lalu. Negosiator Taliban Mohammad Suhail Shaheen mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa gerilyawan kelompok itu tidak akan menyerang Tajikistan.
Shaheen menulis di media sosial bahwa Taliban tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara lain, juga tidak akan menoleransi intervensi orang lain.
Baca Juga
Taliban telah merebut banyak wilayah dari pasukan pemerintah di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir di tengah penarikan penuh pasukan AS dan sekutu NATO-nya.
Presiden AS Joe Biden awalnya mengatakan bahwa pasukan Amerika akan meninggalkan negara itu pada 11 September, tetapi pada hari Kamis dia mengumumkan bahwa misi militer AS akan berakhir sebelum 31 Agustus.
“Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa,” kata Biden, seraya menambahkan bahwa terserah rakyat Afghanistan untuk menentukan masa depan negara itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda