Beijing Diduga Tingkatkan Persenjataan Nuklir, AS Ajak China Bicara
Jum'at, 09 Juli 2021 - 09:36 WIB
JENEWA - Amerika Serikat (AS) mengajak China terlibat dalam pembicaraan guna menghindari perlombaan senjata global. Ajakan ini muncul setelah Washington menyuarakan keprihatinan mendalam atas laporan bahwa Beijing secara dramatis meningkatkan persenjataan nuklirnya.
“Adalah kepentingan semua orang bahwa kekuatan nuklir berbicara satu sama lain secara langsung tentang mengurangi bahaya nuklir dan menghindari salah perhitungan,” kata Robert Wood, Duta Besar AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, kepada wartawan pada hari Kamis.
Pekan lalu, surat kabar Washington Post mengutip studi citra satelit yang menunjukkan 119 silo untuk rudal balistik antarbenua sedang dibangun di gurun dekat kota barat laut Yumen.
Menurut laporan itu, ratusan silo tersebut mirip dengan fasilitas peluncuran rudal balistik berhulu ledak nuklir China yang sudah ada.
"Itu sangat memprihatinkan," kata Wood.
“Sampai China duduk dengan Amerika Serikat secara bilateral, risiko perlombaan senjata yang menghancurkan akan terus meningkat, dan itu bukan kepentingan siapa pun,” katanya.
China, katanya, mengeklaim sebagai kekuatan nuklir yang bertanggung jawab dengan hanya persenjataan pertahanan yang sangat kecil.
“Tetapi ketika kita melihat banyak dari apa yang telah dilakukan China, itu bertentangan dengan apa yang telah dikatakannya," ujarnya seperti dilansir AFP, Jumat (9/7/2021).
“Adalah kepentingan semua orang bahwa kekuatan nuklir berbicara satu sama lain secara langsung tentang mengurangi bahaya nuklir dan menghindari salah perhitungan,” kata Robert Wood, Duta Besar AS untuk Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, kepada wartawan pada hari Kamis.
Pekan lalu, surat kabar Washington Post mengutip studi citra satelit yang menunjukkan 119 silo untuk rudal balistik antarbenua sedang dibangun di gurun dekat kota barat laut Yumen.
Menurut laporan itu, ratusan silo tersebut mirip dengan fasilitas peluncuran rudal balistik berhulu ledak nuklir China yang sudah ada.
"Itu sangat memprihatinkan," kata Wood.
“Sampai China duduk dengan Amerika Serikat secara bilateral, risiko perlombaan senjata yang menghancurkan akan terus meningkat, dan itu bukan kepentingan siapa pun,” katanya.
China, katanya, mengeklaim sebagai kekuatan nuklir yang bertanggung jawab dengan hanya persenjataan pertahanan yang sangat kecil.
“Tetapi ketika kita melihat banyak dari apa yang telah dilakukan China, itu bertentangan dengan apa yang telah dikatakannya," ujarnya seperti dilansir AFP, Jumat (9/7/2021).
tulis komentar anda