Kerangka Berusia 3.000 Tahun Ini Diyakini Sebagai Korban Serangan Hiu Tertua
Jum'at, 02 Juli 2021 - 11:23 WIB
WASHINGTON - Para peneliti di Universitas Oxford, Amerika Serikat (AS) menemukan sisa-sisa kerangka berusia 3.000 tahun yang mereka yakini sebagai contoh tertua dari serangan hiu fatal terhadap manusia.
Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam The Journal of Archaeological Science, melaporkan bahwa jasad pria dewasa ditemukan di situs Tsukumo dekat Laut Pedalaman Seto Jepang, sebuah lokasi di mana serangan hiu modern telah dilaporkan.
Korban, yang dikenal sebagai Tsukumo No. 24, ditutupi dengan setidaknya 790 luka yang sama dengan yang ditemukan dalam kasus serangan hiu, termasuk tusukan tulang yang dalam dan diiris, tusukan, luka dengan garis-garis yang tumpang tindih dan patah tulang tumpul perimortem.
"Kami awalnya bingung dengan apa yang bisa menyebabkan setidaknya 790 luka dalam dan bergerigi pada pria ini," terang peneliti J. Alyssa White dan profesor Rick Schulting dalam siaran pers tentang temuan mereka.
"Cedera itu terutama terbatas pada lengan, kaki, dan bagian depan dada dan perut," tambah mereka.
"Melalui proses eliminasi, kami mengesampingkan konflik manusia dan pemangsa atau pemakan bangkai yang lebih sering dilaporkan," katanya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/7/2021).
Menurut penelitian tersebut, tim menggunakan model 3D untuk memvisualisasikan cedera Tsukumo No. 24 dan menyimpulkan bahwa dia masih hidup pada saat serangan, bukan dimangsa oleh hiu. Selain itu, berdasarkan penempatan dan penampilan tanda gigi, mereka percaya bahwa spesies hiu yang terlibat adalah hiu putih besar atau hiu macan.
Tsukumo No. 24, yang meninggal antara 1370 dan 1010 SM, juga kehilangan tangan kirinya, kemungkinan karena upaya membela diri.
Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam The Journal of Archaeological Science, melaporkan bahwa jasad pria dewasa ditemukan di situs Tsukumo dekat Laut Pedalaman Seto Jepang, sebuah lokasi di mana serangan hiu modern telah dilaporkan.
Korban, yang dikenal sebagai Tsukumo No. 24, ditutupi dengan setidaknya 790 luka yang sama dengan yang ditemukan dalam kasus serangan hiu, termasuk tusukan tulang yang dalam dan diiris, tusukan, luka dengan garis-garis yang tumpang tindih dan patah tulang tumpul perimortem.
"Kami awalnya bingung dengan apa yang bisa menyebabkan setidaknya 790 luka dalam dan bergerigi pada pria ini," terang peneliti J. Alyssa White dan profesor Rick Schulting dalam siaran pers tentang temuan mereka.
"Cedera itu terutama terbatas pada lengan, kaki, dan bagian depan dada dan perut," tambah mereka.
"Melalui proses eliminasi, kami mengesampingkan konflik manusia dan pemangsa atau pemakan bangkai yang lebih sering dilaporkan," katanya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (2/7/2021).
Menurut penelitian tersebut, tim menggunakan model 3D untuk memvisualisasikan cedera Tsukumo No. 24 dan menyimpulkan bahwa dia masih hidup pada saat serangan, bukan dimangsa oleh hiu. Selain itu, berdasarkan penempatan dan penampilan tanda gigi, mereka percaya bahwa spesies hiu yang terlibat adalah hiu putih besar atau hiu macan.
Tsukumo No. 24, yang meninggal antara 1370 dan 1010 SM, juga kehilangan tangan kirinya, kemungkinan karena upaya membela diri.
tulis komentar anda