Aktivis HAM Nizar Banat 'Dipukuli Sampai Mati' dalam Tahanan Otoritas Palestina

Jum'at, 25 Juni 2021 - 01:45 WIB
Kelompok gerakan Islam Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan pihaknya menganggap Presiden Abbas bertanggung jawab penuh atas dampak dari kematian Banat.

Uni Eropa (UE), salah satu donor terbesar untuk PA, mengatakan terkejut dan sedih dengan insiden itu. UE pun menyerukan penyelidikan penuh, independen serta transparan.

Delegasi UE sebelumnya telah menyuarakan keprihatinannya pada November lalu setelah Banat menghabiskan empat hari dalam tahanan, dan kembali melakukan itu pada bulan Mei setelah pasukan keamanan Palestina menggerebek rumahnya.

Utusan UE untuk Palestina mengatakan pada saat itu bahwa kekerasan terhadap politisi dan pembela hak asasi manusia tidak dapat diterima serta mendesak PA untuk memastikan penghormatan terhadap kebebasan berekspresi dan perlindungan aktivis hak asasi manusia.



Farid al-Atrash, dari kelompok hak asasi Palestina Komisi Independen untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan kematian Banat menandai hari gelap dalam sejarah rakyat Palestina.

Sedangkan Shawan Jabarin, direktur kelompok hak asasi al-Haq, bergabung dengan seruan untuk "penyelidikan yang hati-hati".

Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan awal bulan ini oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menemukan bahwa 84 persen orang Palestina percaya bahwa PA korup.

PA, yang dibentuk berdasarkan Kesepakatan Oslo, menjalankan kekuasaan terbatas atas sekitar 40 persen Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967.

Israel, yang mengontrol semua akses ke wilayah itu dan berkoordinasi dengan PA, secara langsung mengelola 60 persen sisanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More