Pertama Sejak PD II, Jet AS dalam Misi Tempur Terbang dari Kapal Induk Asing
Rabu, 23 Juni 2021 - 13:07 WIB
Sebanyak 18 pesawat F-35B milik AS dan Inggris diberangkatkan dengan Queen Elizabeth yang berbobot 65.000 ton.
Ini menjadi jumlah terbesar dari pesawat tempur canggih yang pernah dikerahkan di satu kapal.
F-35B yang dirancang AS adalah pesawat siluman canggih yang dapat mendarat secara vertikal, memungkinkan mereka ditempatkan di kapal perang yang lebih kecil daripada kapal induk kelas Nimitz berbobot 100.000 ton yang merupakan tulang punggung armada Angkatan Laut AS.
"Tingkat integrasi antara Royal Navy, Royal Air Force dan Korps Marinir AS benar-benar mulus, dan bukti seberapa dekat kita," ujar Blackmore.
“Kemampuan untuk beroperasi dari laut dengan jet tempur paling canggih yang pernah dibuat adalah momen penting dalam sejarah kita, menawarkan jaminan kepada sekutu kita dan menunjukkan kekuatan udara Inggris yang tangguh kepada musuh kita,” tegas Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Kapal induk Queen Elizabeth memimpin Carrier Strike Group 21 Inggris, yang sedang dalam misi tujuh bulan, sejauh 48.280 kilometer yang akan membawanya hingga Jepang dan Korea Selatan, termasuk transit yang diharapkan di Laut China Selatan.
Kelompok penyerang kapal induk itu diperkirakan akan mengunjungi 40 negara selama misinya melalui Laut Mediterania dan Samudra Hindia dalam perjalanan ke Pasifik.
“Sampai saat ini kami telah memberikan pengaruh diplomatik atas nama Inggris melalui serangkaian latihan dan keterlibatan dengan mitra kami. Sekarang kami siap memberikan pukulan keras kekuatan udara berbasis maritim melawan musuh bersama,” ujar Komodor Steve Moorhouse , Komandan kelompok penyerang Inggris.
“Keterlibatan HMS Queen Elizabeth dan sayap udaranya dalam kampanye ini juga mengirimkan pesan yang lebih luas,” tutur Moorehouse.
Dia memaparkan, “Ini menunjukkan kecepatan dan kelincahan yang dapat digunakan kelompok tempur kapal induk yang dipimpin Inggris untuk menyuntikkan kekuatan tempur generasi kelima ke dalam operasi apa pun, di mana pun di dunia, dengan demikian menawarkan kepada pemerintah Inggris, dan sekutu kita, pilihan militer dan politik yang sebenarnya.”
Ini menjadi jumlah terbesar dari pesawat tempur canggih yang pernah dikerahkan di satu kapal.
F-35B yang dirancang AS adalah pesawat siluman canggih yang dapat mendarat secara vertikal, memungkinkan mereka ditempatkan di kapal perang yang lebih kecil daripada kapal induk kelas Nimitz berbobot 100.000 ton yang merupakan tulang punggung armada Angkatan Laut AS.
"Tingkat integrasi antara Royal Navy, Royal Air Force dan Korps Marinir AS benar-benar mulus, dan bukti seberapa dekat kita," ujar Blackmore.
“Kemampuan untuk beroperasi dari laut dengan jet tempur paling canggih yang pernah dibuat adalah momen penting dalam sejarah kita, menawarkan jaminan kepada sekutu kita dan menunjukkan kekuatan udara Inggris yang tangguh kepada musuh kita,” tegas Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Kapal induk Queen Elizabeth memimpin Carrier Strike Group 21 Inggris, yang sedang dalam misi tujuh bulan, sejauh 48.280 kilometer yang akan membawanya hingga Jepang dan Korea Selatan, termasuk transit yang diharapkan di Laut China Selatan.
Kelompok penyerang kapal induk itu diperkirakan akan mengunjungi 40 negara selama misinya melalui Laut Mediterania dan Samudra Hindia dalam perjalanan ke Pasifik.
“Sampai saat ini kami telah memberikan pengaruh diplomatik atas nama Inggris melalui serangkaian latihan dan keterlibatan dengan mitra kami. Sekarang kami siap memberikan pukulan keras kekuatan udara berbasis maritim melawan musuh bersama,” ujar Komodor Steve Moorhouse , Komandan kelompok penyerang Inggris.
“Keterlibatan HMS Queen Elizabeth dan sayap udaranya dalam kampanye ini juga mengirimkan pesan yang lebih luas,” tutur Moorehouse.
Dia memaparkan, “Ini menunjukkan kecepatan dan kelincahan yang dapat digunakan kelompok tempur kapal induk yang dipimpin Inggris untuk menyuntikkan kekuatan tempur generasi kelima ke dalam operasi apa pun, di mana pun di dunia, dengan demikian menawarkan kepada pemerintah Inggris, dan sekutu kita, pilihan militer dan politik yang sebenarnya.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda