Kepala Intelijen Mesir Diduga Terlibat Pembunuhan Khashoggi
Selasa, 22 Juni 2021 - 17:05 WIB
Whitson mencatat bahwa pertanyaan tersebut sangat relevan mengingat hubungan kerja yang erat antara Arab Saudi dan rezim otoriter Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi, yang kudetanya pada 2013 sangat didukung oleh Riyadh.
Kamel adalah kepala staf el-Sissi sebelum ditunjuk untuk menjalankan Direktorat Intelijen Umum negara itu pada Januari 2018. Dia diyakini telah menjabat sebagai kepala penghubung ke Saudi, berkomunikasi langsung tentang masalah intelijen dengan Saud al-Qahtani, tangan kanan MBS, yang telah diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS atas perannya dalam pembunuhan Khashoggi.
“Tidak mungkin pesawat pemerintah Saudi mendarat di Mesir tanpa sepengetahuan dan izin dari otoritas Mesir,” kata Whitson.
“Dan tidak mungkin ada orang selain pejabat pemerintah Mesir yang berkoordinasi dengan pejabat pemerintah Saudi tentang pengiriman obat-obatan yang sekarang kita ketahui digunakan dalam pembunuhan Jamal Khashoggi,” ungkapnya.
Ada juga bukti bahwa intelijen Mesir mungkin telah memberikan pelatihan untuk Tim Macan serta dukungan sebelumnya untuk penculikan yang diperintahkan oleh MBS. Sebuah sumber Arab Saudi yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Yahoo News bahwa orang Mesir membantu Tim Macan menculik Pangeran Arab Saudi Saud bin Saif al-Nasr dari Italia pada tahun 2015. Musuh MBS yang blak-blakan, sang pangeran ditipu untuk naik pesawat yang dia pikir terbang ke Roma tetapi berakhir di Riyadh. Dia tidak terdengar lagi sejak itu.
Juru bicara pemerintah Mesir di Kairo dan Washington telah menolak untuk menanggapi pertanyaan dari Yahoo News tentang pembunuhan Khashoggi. Tetapi dengan kunjungan Kamel ke Washington, masalah tersebut telah muncul bersama dengan pertanyaan terkait tentang dugaan dukungan Mesir untuk regu pembunuh Arab Saudi serta hal-hal yang lebih luas terkait dengan catatan hak asasi manusia Mesir yang banyak dikritik.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan lalu bertemu dengan Presidne Mesir el-Sissi di Kairo dan mendesaknya terkait tuduhan pemerintah AS atas pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintahnya, termasuk penahanan setidaknya lima orang AS di penjara Mesir.
“Saya tentu saja mengangkat ini (pembebasan orang Amerika yang ditahan secara salah) dalam pertemuan saya hari ini, dan kami akan terus melakukannya sampai orang Amerika bersatu kembali dengan keluarga mereka,” kata Blinken.
Selama kampanye presiden tahun lalu, Joe Biden berjanji untuk lebih keras terhadap pemerintah el-Sissi atas pelanggaran hak asasi manusianya. Di antara tindakan lainnya, Mesir melakukan persidangan massal terhadap ratusan pembangkang yang memprotes kudeta el-Sissi di Lapangan Rabaa Kairo pada 2013, dengan 12 di antaranya kini menghadapi hukuman mati.
Kamel adalah kepala staf el-Sissi sebelum ditunjuk untuk menjalankan Direktorat Intelijen Umum negara itu pada Januari 2018. Dia diyakini telah menjabat sebagai kepala penghubung ke Saudi, berkomunikasi langsung tentang masalah intelijen dengan Saud al-Qahtani, tangan kanan MBS, yang telah diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS atas perannya dalam pembunuhan Khashoggi.
“Tidak mungkin pesawat pemerintah Saudi mendarat di Mesir tanpa sepengetahuan dan izin dari otoritas Mesir,” kata Whitson.
“Dan tidak mungkin ada orang selain pejabat pemerintah Mesir yang berkoordinasi dengan pejabat pemerintah Saudi tentang pengiriman obat-obatan yang sekarang kita ketahui digunakan dalam pembunuhan Jamal Khashoggi,” ungkapnya.
Ada juga bukti bahwa intelijen Mesir mungkin telah memberikan pelatihan untuk Tim Macan serta dukungan sebelumnya untuk penculikan yang diperintahkan oleh MBS. Sebuah sumber Arab Saudi yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Yahoo News bahwa orang Mesir membantu Tim Macan menculik Pangeran Arab Saudi Saud bin Saif al-Nasr dari Italia pada tahun 2015. Musuh MBS yang blak-blakan, sang pangeran ditipu untuk naik pesawat yang dia pikir terbang ke Roma tetapi berakhir di Riyadh. Dia tidak terdengar lagi sejak itu.
Juru bicara pemerintah Mesir di Kairo dan Washington telah menolak untuk menanggapi pertanyaan dari Yahoo News tentang pembunuhan Khashoggi. Tetapi dengan kunjungan Kamel ke Washington, masalah tersebut telah muncul bersama dengan pertanyaan terkait tentang dugaan dukungan Mesir untuk regu pembunuh Arab Saudi serta hal-hal yang lebih luas terkait dengan catatan hak asasi manusia Mesir yang banyak dikritik.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bulan lalu bertemu dengan Presidne Mesir el-Sissi di Kairo dan mendesaknya terkait tuduhan pemerintah AS atas pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintahnya, termasuk penahanan setidaknya lima orang AS di penjara Mesir.
“Saya tentu saja mengangkat ini (pembebasan orang Amerika yang ditahan secara salah) dalam pertemuan saya hari ini, dan kami akan terus melakukannya sampai orang Amerika bersatu kembali dengan keluarga mereka,” kata Blinken.
Selama kampanye presiden tahun lalu, Joe Biden berjanji untuk lebih keras terhadap pemerintah el-Sissi atas pelanggaran hak asasi manusianya. Di antara tindakan lainnya, Mesir melakukan persidangan massal terhadap ratusan pembangkang yang memprotes kudeta el-Sissi di Lapangan Rabaa Kairo pada 2013, dengan 12 di antaranya kini menghadapi hukuman mati.
Lihat Juga :
tulis komentar anda