Presiden Afghanistan Pecat Menhan, Mendagri, dan Panglima AD Sekaligus
Senin, 21 Juni 2021 - 11:13 WIB
Taliban merebut setidaknya 30 distrik sejak Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pada April untuk menarik semua pasukan AS pada 11 September, memperpanjang batas waktu penarikan yang semula disepakati 1 Mei.
Taliban mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka tetap berkomitmen untuk pembicaraan damai tetapi bersikeras bahwa "sistem Islam yang asli" adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan memastikan hak-hak rakyat, termasuk hak-hak perempuan.
"Partisipasi kami dalam negosiasi...menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah melalui pemahaman," kata salah satu pendiri dan wakil pemimpin Taliban, Abdul Baradar.
Warga Afghanistan semakin takut akan masa depan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan dalam negosiasi dan meningkatnya serangan oleh Taliban.
Kekhawatiran juga tumbuh bahwa jika kelompok garis keras kembali berkuasa, mereka akan menerapkan kembali versi keras Syariah mereka, di mana anak perempuan dilarang bersekolah dan perempuan yang dituduh melakukan kejahatan seperti perzinaan dirajam sampai mati di stadion.
Baradar mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di Afghanistan adalah dengan membangun sistem Islam setelah kepergian semua pasukan asing.
Dia mengakui ketakutan di antara warga Afghanistan dan luar negeri tentang jenis sistem yang akan muncul, dan dampaknya terhadap perempuan, dengan mengatakan ini adalah masalah dalam lingkup negosiasi intra-Afghanistan.
"Hak-hak semua warga Afghanistan termasuk perempuan akan diakomodasi dalam sistem menurut agama Islam yang mulia dan tradisi Afghanistan," katanya seperti dikutip The National, Senin (21/6/2021).
Taliban mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka tetap berkomitmen untuk pembicaraan damai tetapi bersikeras bahwa "sistem Islam yang asli" adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan memastikan hak-hak rakyat, termasuk hak-hak perempuan.
"Partisipasi kami dalam negosiasi...menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah melalui pemahaman," kata salah satu pendiri dan wakil pemimpin Taliban, Abdul Baradar.
Warga Afghanistan semakin takut akan masa depan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan dalam negosiasi dan meningkatnya serangan oleh Taliban.
Kekhawatiran juga tumbuh bahwa jika kelompok garis keras kembali berkuasa, mereka akan menerapkan kembali versi keras Syariah mereka, di mana anak perempuan dilarang bersekolah dan perempuan yang dituduh melakukan kejahatan seperti perzinaan dirajam sampai mati di stadion.
Baradar mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik di Afghanistan adalah dengan membangun sistem Islam setelah kepergian semua pasukan asing.
Dia mengakui ketakutan di antara warga Afghanistan dan luar negeri tentang jenis sistem yang akan muncul, dan dampaknya terhadap perempuan, dengan mengatakan ini adalah masalah dalam lingkup negosiasi intra-Afghanistan.
"Hak-hak semua warga Afghanistan termasuk perempuan akan diakomodasi dalam sistem menurut agama Islam yang mulia dan tradisi Afghanistan," katanya seperti dikutip The National, Senin (21/6/2021).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda