Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Satu-satunya Iran Tiba-tiba Ditutup, Ada Apa?
Senin, 21 Juni 2021 - 08:24 WIB
TEHERAN - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) satu-satunya Iran , Bushehr, tiba-tiba ditutup selama tiga hingga empat hari. Ini merupakan yang pertama kali sejak PLTN itu beroperasi selama sepuluh tahun.
Seorang pejabat dari perusahaan energi listrik negara, Gholamali Rakhshanimehr, mengatakan penutupan PLTN Bushehr dimulai pada hari Sabtu dan akan berlangsung selama tiga hingga empat hari.
Dia mengatakan bahwa pemadaman listrik bisa terjadi. Dia tidak merinci, tetapi ini merupakan penutupan darurat. "Pabrik ditutup pada hari Sabtu untuk perbaikan teknis yang akan berlanjut selama beberapa hari," katanya, seperti dikutip Russia Today, Senin (21/6/2021).
PLTN Bushehr mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan bantuan Rusia.
Pada bulan Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan PLTN itu dapat berhenti bekerja karena Iran tidak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan untuk itu dari Rusia akibat sanksi perbankan yang diberlakukan oleh AS pada 2018.
Penutupan PLTN Bushehr terjadi setahun setelah ledakan menghancurkan fasilitas nuklir Natanz Iran, tempat pengayaan uranium berlangsung.
Baaru-baru ini, mantan kepala Mossad Israel; Yossi Cohen, memberi isyarat bahwa negaranya berada di balik ledakan di situs nuklir Natanz pada Juli 2020.
Fasilitas nuklir Natanz diguncang oleh ledakan lain pada bulan April tahun ini, di mana pejabat Iran menyebut insiden itu sebagai tindakan “sabotase".
Seorang pejabat dari perusahaan energi listrik negara, Gholamali Rakhshanimehr, mengatakan penutupan PLTN Bushehr dimulai pada hari Sabtu dan akan berlangsung selama tiga hingga empat hari.
Dia mengatakan bahwa pemadaman listrik bisa terjadi. Dia tidak merinci, tetapi ini merupakan penutupan darurat. "Pabrik ditutup pada hari Sabtu untuk perbaikan teknis yang akan berlanjut selama beberapa hari," katanya, seperti dikutip Russia Today, Senin (21/6/2021).
PLTN Bushehr mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan bantuan Rusia.
Pada bulan Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan PLTN itu dapat berhenti bekerja karena Iran tidak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan untuk itu dari Rusia akibat sanksi perbankan yang diberlakukan oleh AS pada 2018.
Penutupan PLTN Bushehr terjadi setahun setelah ledakan menghancurkan fasilitas nuklir Natanz Iran, tempat pengayaan uranium berlangsung.
Baaru-baru ini, mantan kepala Mossad Israel; Yossi Cohen, memberi isyarat bahwa negaranya berada di balik ledakan di situs nuklir Natanz pada Juli 2020.
Fasilitas nuklir Natanz diguncang oleh ledakan lain pada bulan April tahun ini, di mana pejabat Iran menyebut insiden itu sebagai tindakan “sabotase".
(min)
tulis komentar anda