Dua Kapal Perang Iran dengan Tujuan Venezuela, Ubah Arah ke Suriah
Sabtu, 19 Juni 2021 - 05:05 WIB
WASHINGTON - Dua kapal perang Iran yang diduga memperdagangkan senjata ke Venezuela , telah berubah arah dan sekarang bergerak ke pantai barat Afrika menuju Suriah .
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menekan Venezuela, Kuba, dan negara-negara lain di kawasan itu untuk menolak kapal-kapal Iran itu.
Seorang pejabat senior AS memperingatkan bahwa Washington akan mengambil “langkah-langkah yang tepat” untuk mencegah pengiriman senjata ke belahan buminya, yang dianggapnya sebagai ancaman.
Pejabat Amerika percaya bahwa langkah diplomatik berperan dalam perubahan arah kapal tersebut.
Menurut outlet berita AS, Politico, seorang pejabat pertahanan percaya kapal-kapal itu sekarang menuju Suriah melalui Mediterania, atau ke Rusia.
Kedua kapal tersebut terdiri dari kapal perusak buatan dalam negeri, Sahand, dan Makran, bekas kapal tanker minyak yang dilengkapi helipad dan fungsi militer lainnya untuk menjadikannya kapal pendukung.
TankerTrackers.com mentweet, “Kami percaya bahwa kapal angkatan laut Iran MAKRAN dan SAHAND sedang dalam perjalanan ke Suriah untuk terlibat dalam latihan angkatan laut dengan Rusia.”
Teheran telah menginvestasikan sejumlah besar uang dan tenaga untuk menopang rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah, termasuk dengan menyediakan personel dan dana, dan dengan mempersenjatai milisi.
Di masa lalu, citra satelit telah menunjukkan kapal serang cepat di dek Makran.
Kapal serang cepat itu biasa digunakan Korps Garda Revolusi Islam untuk mengganggu kapal-kapal komersial dan militer musuh Iran, termasuk kapal Angkatan Laut dan Penjaga Pantai AS.
Gedung Putih dan Pentagon telah menolak berkomentar secara terbuka tentang pergerakan kapal itu, tetapi saat berbicara di depan komite pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada anggota parlemen, “Saya benar-benar khawatir dengan proliferasi senjata, semua jenis senjata, di lingkungan negara tetangga kita."
Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyebut kapal-kapal itu sebagai "kapal bajak laut" dengan mengatakan, “AS memiliki hak membela diri yang sah terhadap keduanya."
Perjalanan yang dilakukan kapal-kapal itu adalah yang terpanjang dari semua kapal perang Iran dalam sejarah.
Senator AS Mark Rubio mentweet, “Ini tidak terlihat seperti pengiriman kargo minyak atau bahan bakar. Ini memiliki semua tanda pengiriman pada penjualan senjata (seperti kapal serang cepat) ke Venezuela ditambah dengan kesempatan memproyeksikan pesan kekuatan kepada pemerintahan Biden.”
Politico melaporkan tahun lalu bahwa Venezuela, juga musuh AS, sedang mempertimbangkan membeli rudal jarak jauh dari Teheran.
Langkah Venezuela itu dianggap sebagai “garis merah” oleh Washington. Penjualan itu tidak pernah terjadi.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menekan Venezuela, Kuba, dan negara-negara lain di kawasan itu untuk menolak kapal-kapal Iran itu.
Seorang pejabat senior AS memperingatkan bahwa Washington akan mengambil “langkah-langkah yang tepat” untuk mencegah pengiriman senjata ke belahan buminya, yang dianggapnya sebagai ancaman.
Pejabat Amerika percaya bahwa langkah diplomatik berperan dalam perubahan arah kapal tersebut.
Menurut outlet berita AS, Politico, seorang pejabat pertahanan percaya kapal-kapal itu sekarang menuju Suriah melalui Mediterania, atau ke Rusia.
Kedua kapal tersebut terdiri dari kapal perusak buatan dalam negeri, Sahand, dan Makran, bekas kapal tanker minyak yang dilengkapi helipad dan fungsi militer lainnya untuk menjadikannya kapal pendukung.
TankerTrackers.com mentweet, “Kami percaya bahwa kapal angkatan laut Iran MAKRAN dan SAHAND sedang dalam perjalanan ke Suriah untuk terlibat dalam latihan angkatan laut dengan Rusia.”
Teheran telah menginvestasikan sejumlah besar uang dan tenaga untuk menopang rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah, termasuk dengan menyediakan personel dan dana, dan dengan mempersenjatai milisi.
Di masa lalu, citra satelit telah menunjukkan kapal serang cepat di dek Makran.
Kapal serang cepat itu biasa digunakan Korps Garda Revolusi Islam untuk mengganggu kapal-kapal komersial dan militer musuh Iran, termasuk kapal Angkatan Laut dan Penjaga Pantai AS.
Gedung Putih dan Pentagon telah menolak berkomentar secara terbuka tentang pergerakan kapal itu, tetapi saat berbicara di depan komite pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada anggota parlemen, “Saya benar-benar khawatir dengan proliferasi senjata, semua jenis senjata, di lingkungan negara tetangga kita."
Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyebut kapal-kapal itu sebagai "kapal bajak laut" dengan mengatakan, “AS memiliki hak membela diri yang sah terhadap keduanya."
Perjalanan yang dilakukan kapal-kapal itu adalah yang terpanjang dari semua kapal perang Iran dalam sejarah.
Senator AS Mark Rubio mentweet, “Ini tidak terlihat seperti pengiriman kargo minyak atau bahan bakar. Ini memiliki semua tanda pengiriman pada penjualan senjata (seperti kapal serang cepat) ke Venezuela ditambah dengan kesempatan memproyeksikan pesan kekuatan kepada pemerintahan Biden.”
Politico melaporkan tahun lalu bahwa Venezuela, juga musuh AS, sedang mempertimbangkan membeli rudal jarak jauh dari Teheran.
Langkah Venezuela itu dianggap sebagai “garis merah” oleh Washington. Penjualan itu tidak pernah terjadi.
(sya)
tulis komentar anda