Pembantaian Masjid Selandia Baru akan Dibuat Film, Muslim Protes Keras
Jum'at, 11 Juni 2021 - 16:43 WIB
Ardern telah menjauhkan diri dari proyek film itu dengan kantornya mengatakan dia dan pemerintah tidak terlibat dengan rencana itu.
“Aktris Australia Rose Byrne akan memerankan Ardern dalam film tersebut, dan warga Selandia Baru Andrew Niccol akan menulis dan menyutradarainya,” tutur laporan Hollywood Reporter.
“They Are Us tidak begitu banyak menggambarkan serangan itu tetapi tanggapannya,” ungkap Niccol seperti dikutip Hollywood Reporter.
Menurut Hollywood Reporter, “Film itu sebagai kisah inspirasional tentang tanggapan pemimpin muda itu terhadap peristiwa tragis."
Tetapi beberapa Muslim mempertanyakan fokus film itu. “Ini bukan kisah yang menginspirasi,” papar Mohamed Hassan, jurnalis dan penyair yang berbasis di Auckland, dalam komentar di Radio Selandia Baru.
“Ini adalah tragedi, yang harus selalu berpusat di sekitar para korban Muslim dan keluarga mereka. Tidak ada yang lain," ungkap dia.
Tagar #TheyAreUsShutDown menjadi trending di Twitter di Selandia Baru.
Ali mengatakan dia menyadari kisah penembakan itu perlu diceritakan tetapi mengatakan itu harus dilakukan dengan cara yang tepat, otentik dan sensitif.
“Perlu ada banyak pekerjaan yang dilakukan di Selandia Baru dalam hal undang-undang ujaran kebencian, mengakui Islamofobia memang ada di masyarakat kita dan prasangka institusional dalam aparat pemerintah kita sebelum satu film blockbuster keluar yang menyatakan bahwa kita telah melakukan pekerjaan dengan baik di sini di Selandia Baru,” ungkap dia.
“Aktris Australia Rose Byrne akan memerankan Ardern dalam film tersebut, dan warga Selandia Baru Andrew Niccol akan menulis dan menyutradarainya,” tutur laporan Hollywood Reporter.
“They Are Us tidak begitu banyak menggambarkan serangan itu tetapi tanggapannya,” ungkap Niccol seperti dikutip Hollywood Reporter.
Menurut Hollywood Reporter, “Film itu sebagai kisah inspirasional tentang tanggapan pemimpin muda itu terhadap peristiwa tragis."
Tetapi beberapa Muslim mempertanyakan fokus film itu. “Ini bukan kisah yang menginspirasi,” papar Mohamed Hassan, jurnalis dan penyair yang berbasis di Auckland, dalam komentar di Radio Selandia Baru.
“Ini adalah tragedi, yang harus selalu berpusat di sekitar para korban Muslim dan keluarga mereka. Tidak ada yang lain," ungkap dia.
Tagar #TheyAreUsShutDown menjadi trending di Twitter di Selandia Baru.
Ali mengatakan dia menyadari kisah penembakan itu perlu diceritakan tetapi mengatakan itu harus dilakukan dengan cara yang tepat, otentik dan sensitif.
“Perlu ada banyak pekerjaan yang dilakukan di Selandia Baru dalam hal undang-undang ujaran kebencian, mengakui Islamofobia memang ada di masyarakat kita dan prasangka institusional dalam aparat pemerintah kita sebelum satu film blockbuster keluar yang menyatakan bahwa kita telah melakukan pekerjaan dengan baik di sini di Selandia Baru,” ungkap dia.
(sya)
tulis komentar anda