Teroris yang Tabrak Mati Keluarga Muslim Tertawa saat Keluar dari Truk
Kamis, 10 Juni 2021 - 09:23 WIB
ONTARIO - Tersangka teroris yang menabrak mati empat orang sekeluarga muslim di Kanada terlihat tertawa saat keluar dari truk pickup-nya yang berlumuran darah. Tersangka bernama Nathaniel Veltman, 20, seorang pria Kristen.
Aksi tertawanya yang membuat publik Kanada marah itu diungkap seorang saksi mata.
Ada lima orang dari keluarga muslim yang ditabrak Veltman di sebuah trotoar di London, Ontario, pada 7 Juni lalu. Dari lima orang itu hanya satu yang selamat dan saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Veltman menabrakkan truk pickup-nya ke arah mereka dengan sengaja saat mereka berjalan di trotoar. Polisi setempat menyimpulkan para korban ditabrak karena keyakinan mereka sebagai muslim.
Saksi mata, Hassan Savehilaghi, menagatakan bahwa dia sedang istirahat minum kopi ketika tersangka berhenti di truk pickup hitamnya dan menyuruhnya menelepon polisi karena dia baru saja membunuh orang.
Savehilaghi, yang merupakan sopir taksi yang juga Presiden Taksi Kuning London, mengungkapkan hal itu kepada The Free Press.
Dia mengatakan pengemudi pickup mengenakan apa yang tampaknya seperti rompi antipeluru, helm ala militer dan pakaian yang memiliki simbol swastika di atasnya.
Savehilaghi, yang bahkan diminta oleh tersangka untuk merekam penangkapannya, mengatakan bahwa bagian depan truk telah berlumuran darah dan dia segera menelepon polisi.
Dia mengatakan bahwa unit polisi di London, Ontario, dengan cepat tiba di tempat kejadian dan mengeluarkan tersangka dari truk pikcup-nya.
"Ketika mereka mengeluarkannya dari kendaraan, dia tertawa," ujar Savehilaghi.
Para korban telah diidentifikasi sebagai Salman Afzal, 46; istrinya Madiha, 44; putri mereka Yumna, 15; dan seorang nenek berusia 74 tahun yang namanya belum diumumkan.
Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun, Fayez, masih dirawat di rumah sakit.
Teman keluarga korban mengatakan mereka beremigrasi ke Kanada 14 tahun yang lalu dari Pakistan.
Tersangka telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.
Seorang teman tersangka mengatakan kepada surat kabar bahwa tersangka tidak pernah mengatakan sesuatu yang penuh kebencian tentang kelompok mana pun sebelumnya.
“Dia Kristen dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan...Dia selalu cukup tenang terhadap orang lain,” ujar teman tersangka yang menolak disebutkan namanya.
Seorang rekan kerja tersangka mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa tersangka baru-baru ini tertekan oleh kematian seorang anggota keluarganya.
“Dia tampak putus asa pada hari Jumat. Itu terakhir kali saya melihatnya," kata rekan kerja tersangka yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip The Independent, Kamis (10/6/2021).
Sebelumnya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut insiden itu sebagai "serangan teroris" yang ditujukan pada komunitas Muslim.
“Ini adalah serangan teroris, dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami,” katanya kepada Parlemen setempat.
“Jika ada yang berpikir rasisme dan kebencian tidak ada di negara ini, saya ingin mengatakan ini: bagaimana kita menjelaskan kekerasan seperti itu kepada seorang anak di rumah sakit? Bagaimana kita bisa menatap mata keluarga dan mengatakan 'Islamofobia itu tidak nyata?'," katanya.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Aksi tertawanya yang membuat publik Kanada marah itu diungkap seorang saksi mata.
Ada lima orang dari keluarga muslim yang ditabrak Veltman di sebuah trotoar di London, Ontario, pada 7 Juni lalu. Dari lima orang itu hanya satu yang selamat dan saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Veltman menabrakkan truk pickup-nya ke arah mereka dengan sengaja saat mereka berjalan di trotoar. Polisi setempat menyimpulkan para korban ditabrak karena keyakinan mereka sebagai muslim.
Saksi mata, Hassan Savehilaghi, menagatakan bahwa dia sedang istirahat minum kopi ketika tersangka berhenti di truk pickup hitamnya dan menyuruhnya menelepon polisi karena dia baru saja membunuh orang.
Savehilaghi, yang merupakan sopir taksi yang juga Presiden Taksi Kuning London, mengungkapkan hal itu kepada The Free Press.
Dia mengatakan pengemudi pickup mengenakan apa yang tampaknya seperti rompi antipeluru, helm ala militer dan pakaian yang memiliki simbol swastika di atasnya.
Savehilaghi, yang bahkan diminta oleh tersangka untuk merekam penangkapannya, mengatakan bahwa bagian depan truk telah berlumuran darah dan dia segera menelepon polisi.
Dia mengatakan bahwa unit polisi di London, Ontario, dengan cepat tiba di tempat kejadian dan mengeluarkan tersangka dari truk pikcup-nya.
"Ketika mereka mengeluarkannya dari kendaraan, dia tertawa," ujar Savehilaghi.
Para korban telah diidentifikasi sebagai Salman Afzal, 46; istrinya Madiha, 44; putri mereka Yumna, 15; dan seorang nenek berusia 74 tahun yang namanya belum diumumkan.
Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun, Fayez, masih dirawat di rumah sakit.
Teman keluarga korban mengatakan mereka beremigrasi ke Kanada 14 tahun yang lalu dari Pakistan.
Tersangka telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.
Seorang teman tersangka mengatakan kepada surat kabar bahwa tersangka tidak pernah mengatakan sesuatu yang penuh kebencian tentang kelompok mana pun sebelumnya.
“Dia Kristen dan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan...Dia selalu cukup tenang terhadap orang lain,” ujar teman tersangka yang menolak disebutkan namanya.
Seorang rekan kerja tersangka mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa tersangka baru-baru ini tertekan oleh kematian seorang anggota keluarganya.
“Dia tampak putus asa pada hari Jumat. Itu terakhir kali saya melihatnya," kata rekan kerja tersangka yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip The Independent, Kamis (10/6/2021).
Sebelumnya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut insiden itu sebagai "serangan teroris" yang ditujukan pada komunitas Muslim.
“Ini adalah serangan teroris, dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami,” katanya kepada Parlemen setempat.
“Jika ada yang berpikir rasisme dan kebencian tidak ada di negara ini, saya ingin mengatakan ini: bagaimana kita menjelaskan kekerasan seperti itu kepada seorang anak di rumah sakit? Bagaimana kita bisa menatap mata keluarga dan mengatakan 'Islamofobia itu tidak nyata?'," katanya.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(min)
tulis komentar anda