9 Negara Hamburkan Rp1.027 Triliun untuk Bom Nuklir, Ini Rinciannya
Rabu, 09 Juni 2021 - 13:44 WIB
JENEWA - Sembilan negara meningkatkan pengeluaran untuk persenjataan atau bom nuklirnya sepanjang tahun lalu di saat dunia dilanda pandemi COVID-19. Total USD72 miliar atau lebih dari Rp1.027 triliun dihamburkan untuk senjata pemusnah massal tersebut.
Data itu dipaparkan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) dalam laporan terbarunya.
Sembilan negara yang meningkatkan pengeluaran untuk senjata berbahaya itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, Prancis, India, Israel, Pakistan dan Korea Utara (Korut).
“Sementara tempat tidur rumah sakit penuh dengan pasien, dokter dan perawat bekerja berjam-jam dan persediaan medis dasar langka, sembilan negara mendapati mereka memiliki lebih dari USD72 miliar untuk senjata pemusnah massal mereka,” bunyi laporan ICAN.
Menurut ICAN, angka pengeluaran 2020 itu mewakili peningkatan USD1,4 miliar dari pengeluaran 2019.
ICAN merupakan organisasi anti-senjata nuklir yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2017.
Laporan ICAN mengatakan AS menghabiskan USD37,4 miliar, sekitar lima persen dari total pengeluaran militernya tahun lalu.
China, lanjut laporan ICAN, diyakini telah menghabiskan sekitar USD10 miliar, dan Rusia USD8 miliar.
Data itu dipaparkan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) dalam laporan terbarunya.
Sembilan negara yang meningkatkan pengeluaran untuk senjata berbahaya itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, Prancis, India, Israel, Pakistan dan Korea Utara (Korut).
“Sementara tempat tidur rumah sakit penuh dengan pasien, dokter dan perawat bekerja berjam-jam dan persediaan medis dasar langka, sembilan negara mendapati mereka memiliki lebih dari USD72 miliar untuk senjata pemusnah massal mereka,” bunyi laporan ICAN.
Menurut ICAN, angka pengeluaran 2020 itu mewakili peningkatan USD1,4 miliar dari pengeluaran 2019.
ICAN merupakan organisasi anti-senjata nuklir yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2017.
Laporan ICAN mengatakan AS menghabiskan USD37,4 miliar, sekitar lima persen dari total pengeluaran militernya tahun lalu.
China, lanjut laporan ICAN, diyakini telah menghabiskan sekitar USD10 miliar, dan Rusia USD8 miliar.
tulis komentar anda