Blinken: Iran Bisa Buat Bom Nuklir dalam Hitungan Pekan

Rabu, 09 Juni 2021 - 02:03 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Iran dapat memiliki senjata nuklir dalam “beberapa pekan” kecuali Teheran membatasi pengayaan uranium.

Peringatan itu diungkapkan Amerika Serikat (AS) saat kepala pengawas nuklir PBB mengatakan “menjadi semakin sulit” untuk memperpanjang pengaturan sementara untuk inspeksi fasilitas nuklir Iran, ketika Teheran dan kekuatan dunia mencoba menyelamatkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015.

JCPOA membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi internasional. Kesepakatan itu cacat sejak 2018, ketika AS keluar dari kesepakatan itu.





Mantan Presiden AS Donald Trump saat itu memberlakukan kembali sanksi, dan Teheran mulai menolak mematuhi batasan pada pengayaan uraniumnya sesuai kesepakatan itu.



“Masih belum jelas apakah Iran bersedia dan siap melakukan apa yang perlu dilakukan untuk kembali patuh,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken.



Dia menambahkan, “Sementara itu, programnya terus berjalan. Semakin lama ini berlangsung, semakin banyak waktu breakout berkurang. Sekarang berkurang, menurut laporan publik, hingga beberapa bulan. Dan jika ini terus berlanjut, itu akan turun menjadi hitungan pekan.”

AS dan Iran memulai pembicaraan tidak langsung di Wina pada April untuk melihat apakah kedua negara dapat melanjutkan kepatuhan terhadap JCPOA.

Pembicaraan putaran kelima berakhir pada 2 Juni dan para diplomat mengatakan putaran keenam mungkin dimulai pada Kamis.

Menyisakan hanya delapan hari untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir sebelum pemilu presiden Iran pada 18 Juni, yang diperkirakan membawa pemimpin garis keras baru.

Sekutu AS di Teluk juga khawatir pembicaraan hanya tentang program nuklir Iran, dan gagal mengatasi pengembangan rudal balistik Teheran dan campur tangan regionalnya melalui milisi di Irak, Yaman dan di tempat lain.

Pada Februari, Teheran menangguhkan beberapa inspeksi situs nuklirnya oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

IAEA mencapai kesepakatan tiga bulan sementara yang memungkinkannya melanjutkan dengan tingkat akses yang berkurang.

“Pada akhir Mei, pengaturan diperpanjang hingga 24 Juni, tetapi waktunya sekarang sangat singkat," papar Kepala IAEA Rafael Grossi.

"Saya bisa melihat ruang ini menyempit," ujar dia.

Dia menjelaskan, “Saya harap kita tidak akan melihat kapasitas inspeksi kita dibatasi lagi. Kita tidak dapat membatasi dan terus membatasi kemampuan para pemeriksa untuk memeriksa dan pada saat yang sama berpura-pura bahwa ada kepercayaan.”

“Di sinilah semua yang Anda lakukan dengan negara mana pun saling terhubung. Bagi saya jalan menuju kepercayaan melalui informasi, klarifikasi, inspeksi dan transparansi penuh,” ujar dia.

"Kita memiliki negara yang memiliki program nuklir yang sangat maju dan ambisius yang memperkaya pada tingkat yang sangat tinggi, sangat dekat dengan tingkat senjata," pungkas dia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More