Vonis Akhir 'Jagal Bosnia' Pembantai Ribuan Muslim Dijatuhkan Hari Ini

Selasa, 08 Juni 2021 - 10:43 WIB
Ratko Mladic, kepala militer Serbia Bosnia yang dijuluki Jagal Bosnia atas pembantaian ribuan Muslim selama Perang Bosnia 1995. Foto/REUTERS
DEN HAAG - Hakim-hakim PBB hari ini (8/6/2021) akan memutuskan banding kepala militer Serbia Bosnia Ratko Mladic terhadap hukuman genosidanya atas pembantaian Srebrenica 1995. Mladic, yang dijuluki "Jagal Bosnia", dianggap bertanggung jawab atas pembantaian ribuan muslim selama Perang Bosnia 1992-1995.

Pembantaian Srebrenica 1995 tercatat sebagai tindakan pertumpahan darah terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.





Pengadilan Den Haag akan memberikan putusan terakhirnya untuk si "Jagal Bosnia" atas vonis pengadilan sebelumnya, yakni hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2017 karena genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang Bosnia 1992-1995.

Mladic, sekarang lemah dan berusia akhir 70-an tahun. Dia dijadwalkan mendenger putusan akhir pengadilan mulai pukul 13.00 GMT.

Para Ibu—dari sekitar 8.000 pria dan anak laki-laki yang sebagian besar Muslim terbunuh ketika pasukan Serbia Bosnia menyerbu Srebrenica—akan berada di luar pengadilan di Belanda di mana mereka telah lama berkampanye untuk menuntut keadilan.

“Kami akan pergi ke Den Haag untuk melihat mata algojo sekali lagi karena dia akhirnya dijatuhi hukuman,” kata Munira Subasic, presiden salah satu asosiasi “Mothers of Srebrenica” kepada AFP.

Jaksa juga mengajukan banding terhadap pembebasan Mladic atas tuduhan genosida yang lebih luas.

Jaksa pengadilan Serge Brammertz mengatakan dia "sangat optimistis" tentang putusan itu, dengan ahli hukum Belgia mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa dia "tidak bisa membayangkan hasil lain selain konfirmasi" dari setidaknya putusan asli.

Mladic, yang menghabiskan satu dekade dalam pelarian sebelum penangkapannya pada 2011, adalah wajah militer dari trio brutal yang dipimpin di sisi politik oleh mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic dan mantan pemimpin Serbia Bosnia Radovan Karadzic.

Mladic dinyatakan bersalah atas genosida karena secara pribadi mengawasi pembantaian di daerah kantong Srebrenica yang seharusnya dilindungi PBB sebagai bagian dari kampanye untuk mengusir komunitas Muslim.

Rekaman dari saat itu menunjukkan dia membagikan permen kepada anak-anak sebelum mereka dan para wanita Srebrenica dibawa pergi dengan bus, sementara para pria di kota itu digiring ke hutan dan dieksekusi.



Dia juga dinyatakan bersalah mengatur kampanye "pembersihan etnis" yang lebih luas untuk mengusir Muslim dan Bosnia keluar dari daerah-daerah utama untuk menciptakan Serbia Raya ketika Yugoslavia mengoyak dirinya sendiri setelah jatuhnya komunisme.

Perang tersebut menyebabkan sekitar 100.000 orang tewas dan 2,2 juta orang mengungsi.

Tetapi Mladic bersikeras selama sidang banding tahun lalu; "Nasib menempatkan saya pada posisi untuk membela negara saya."

Selama omelan panjang, Mladic juga mengatakan dia adalah "target aliansi NATO" dan mencemooh pengadilan sebagai "anak kekuatan Barat".

Sidang banding ditunda berulang kali setelah Mladic membutuhkan operasi untuk mengangkat polip, dan kemudian karena pandemi COVID-19. Akses ke pengadilan hari ini juga dibatasi karena tindakan pencegahan virus corona.

Mladic adalah yang terakhir dari trio Serbia yang diadili, di mana Milosevic sekarat karena serangan jantung di selnya di Den Haag pada 2006 sebelum persidangannya selesai, sementara Karadzic menjalani hukuman seumur hidup karena genosida di Srebrenica.

Kerabat para korban berharap pengadilan juga akan membatalkan pembebasan Mladic atas vonis genosida yang lebih luas, dengan mengatakan perlunya rekonsiliasi antara komunitas yang masih terpecah.

“Putusan ini tidak hanya penting bagi para korban dan penyintas. Ini sangat penting untuk masa depan anak-anak kita, kita semua,” kata Subasic, yang berencana hadir di pengadilan dengan sekitar selusin pendukung.

Tetapi bagi banyak orang Serbia Bosnia, Mladic dan Karadzic tetap menjadi pahlawan.

“Semua orang bangga bahwa dia berasal dari sini,” kata Radosav Zmukic, kepala kelompok veteran lokal di kampung halaman Mladic, Kalinovik.

Jaksa Brammertz memperingatkan keputusan Mladic tidak akan mengakhiri perpecahan di Balkan, dengan mengatakan itu hanya "akhir dari satu bab".

“Penolakan genosida adalah fase terakhir dari genosida,” kata Brammertz.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More