Penjara AS Jadi ‘Lokasi Ideal' Penyebaran Covid-19
Senin, 20 April 2020 - 01:20 WIB
WASHINGTON - Ketika Covid-19 terus menyapu Amerika Serikat (AS), kelompok-kelompok HAM dan lainnya menyerukan untuk membebaskan narapidana yang secara medis rentan terhadap virus. Namun, penolakan dari pengadilan dan tidak adanya tindakan dari lembaga pemasyarakatan telah mengubah banyak penjara menjadi cawan petri untuk Covid-19.
Paul Wright, pendiri dan Direktur Eksekutif Pusat Pertahanan HAM dan editor Prison Legal News menjelaskan bagaimana Covid-19 menyebar dengan cepat di penjara AS. Kondisi ini menempatkan mereka yang berada di dalam dan di luar fasilitas dengan risiko lebih tinggi untuk tertular Covid-19.
Wright menggambarkan sipir dan staf terkait lainnya sebagai "saluran" virtual untuk Covid-19, ketika mereka kembali ke komunitas mereka setelah berpotensi terkena penyakit menular selama shift kerja mereka.
"Saya pikir kita hanya akan melihat tingkat korban yang lebih tinggi dan lebih tinggi," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik.
Penjara Cook County mengalami kematian kedua terkait Covid-19, usai tewasnya seorang tahanan berusia 59 tahun. Menurut laporan CBS, penjara itu telah menjadi tempat berkembang biaknya Covid-19, dengan setidaknya 276 tahanan dan 172 staf kantor sheriff yang dites positif.
Kevin Gosztola, seorang penulis untuk Shadowproof.com, sebuah media independen yang fokus masalah hukum dan keadilan di AS, menuturkan, penjara Cook County saat ini dianggap sebagai kelompok kasus terbesar di AS untuk Covid-19. Fakta ini tampaknya tidak menjadi masalah bagi Hakim Matius Kennelly, yang menolak permintaan untuk membebaskan narapidana yang rentan secara medis dari penjara.
"4.700 tahanan di fasilitas itu, sekitar 1.500 dari mereka adalah orang-orang yang dipenjara hanya karena mereka tidak mampu membayar surat obligasi mereka. Jadi, pada dasarnya, ada orang yang dijatuhi hukuman mati karena mereka tidak mampu membayar apa yang diperlukan untuk membebaskan diri dari fasilitas," ucapnya.
Dia lalu mengatakan, terlepas dari penerapan perintah jarak sosial dan pedoman bagi mereka yang tidak dipenjara, banyak penjara tetap mempertahankan ranjang susun gaya asrama, yang biasanya memliki jarak lebih pendek daripada yang disarankan, yakni dua meter.
Wright berpendapat bahwa tidak mengherankan bahwa sistem penjara AS tampaknya dibuat untuk membunuh tahanan yang rentan. "Pemerintah yang kita kenal selama berabad-abad membina dan melanggengkan dan benar-benar mendorong penyakit dan pandemi untuk mengakar, menyebarkan, dan menginfeksi orang," tukasnya.
Paul Wright, pendiri dan Direktur Eksekutif Pusat Pertahanan HAM dan editor Prison Legal News menjelaskan bagaimana Covid-19 menyebar dengan cepat di penjara AS. Kondisi ini menempatkan mereka yang berada di dalam dan di luar fasilitas dengan risiko lebih tinggi untuk tertular Covid-19.
Wright menggambarkan sipir dan staf terkait lainnya sebagai "saluran" virtual untuk Covid-19, ketika mereka kembali ke komunitas mereka setelah berpotensi terkena penyakit menular selama shift kerja mereka.
"Saya pikir kita hanya akan melihat tingkat korban yang lebih tinggi dan lebih tinggi," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik.
Penjara Cook County mengalami kematian kedua terkait Covid-19, usai tewasnya seorang tahanan berusia 59 tahun. Menurut laporan CBS, penjara itu telah menjadi tempat berkembang biaknya Covid-19, dengan setidaknya 276 tahanan dan 172 staf kantor sheriff yang dites positif.
Kevin Gosztola, seorang penulis untuk Shadowproof.com, sebuah media independen yang fokus masalah hukum dan keadilan di AS, menuturkan, penjara Cook County saat ini dianggap sebagai kelompok kasus terbesar di AS untuk Covid-19. Fakta ini tampaknya tidak menjadi masalah bagi Hakim Matius Kennelly, yang menolak permintaan untuk membebaskan narapidana yang rentan secara medis dari penjara.
"4.700 tahanan di fasilitas itu, sekitar 1.500 dari mereka adalah orang-orang yang dipenjara hanya karena mereka tidak mampu membayar surat obligasi mereka. Jadi, pada dasarnya, ada orang yang dijatuhi hukuman mati karena mereka tidak mampu membayar apa yang diperlukan untuk membebaskan diri dari fasilitas," ucapnya.
Dia lalu mengatakan, terlepas dari penerapan perintah jarak sosial dan pedoman bagi mereka yang tidak dipenjara, banyak penjara tetap mempertahankan ranjang susun gaya asrama, yang biasanya memliki jarak lebih pendek daripada yang disarankan, yakni dua meter.
Wright berpendapat bahwa tidak mengherankan bahwa sistem penjara AS tampaknya dibuat untuk membunuh tahanan yang rentan. "Pemerintah yang kita kenal selama berabad-abad membina dan melanggengkan dan benar-benar mendorong penyakit dan pandemi untuk mengakar, menyebarkan, dan menginfeksi orang," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda