Brutalnya Pemboman Israel, 42.000 Warga Gaza Mengungsi dan Terlantar
Selasa, 18 Mei 2021 - 17:42 WIB
JALUR GAZA - Pemboman tanpa henti oleh Israel di Jalur Gaza memaksa lebih dari 42.000 warga Palestina mengungsi dan terlantar secara internal di wilayah yang diblokade itu.
Israel telah memblokade Jalur Gaza sejak 2007 hingga memutus akses dari darat, laut dan udara. Situasi yang memprihatinkan itu semakin diperparah dengan serangan udara Israel saat ini.
"Tujuh puluh tiga tahun setelah terciptanya masalah pengungsi Palestina, hilangnya tanah air mereka dan perampasan harta benda mereka terus berlanjut," ungkap pernyataan badan bantuan PBB, UNRWA.
"Sebanyak 42.000 warga Palestina di Jalur Gaza mengungsi secara internal saat mereka melarikan diri dari serangan udara Israel dan mencari perlindungan di sekolah-sekolah UNRWA dan di tempat lain," papar tweet UNRWA.
Pada saat yang sama, UNRWA mengatakan, “Delapan keluarga pengungsi Palestina yang telah tinggal selama beberapa dekade di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur terus menghadapi penggusuran paksa dalam waktu dekat, menempatkan mereka pada risiko pemindahan paksa yang lebih tinggi."
"Peningkatan kekerasan dan ancaman perampasan terbaru ini adalah bagian dari (malapetaka) Nakba yang sedang berlangsung. Baik penggusuran paksa yang akan segera terjadi terhadap penduduk Sheikh Jarrah maupun serangan udara yang sedang berlangsung di Gaza merupakan insiden yang terisolasi," ungkap pernyataan UNRWA.
Israel telah memblokade Jalur Gaza sejak 2007 hingga memutus akses dari darat, laut dan udara. Situasi yang memprihatinkan itu semakin diperparah dengan serangan udara Israel saat ini.
"Tujuh puluh tiga tahun setelah terciptanya masalah pengungsi Palestina, hilangnya tanah air mereka dan perampasan harta benda mereka terus berlanjut," ungkap pernyataan badan bantuan PBB, UNRWA.
"Sebanyak 42.000 warga Palestina di Jalur Gaza mengungsi secara internal saat mereka melarikan diri dari serangan udara Israel dan mencari perlindungan di sekolah-sekolah UNRWA dan di tempat lain," papar tweet UNRWA.
Pada saat yang sama, UNRWA mengatakan, “Delapan keluarga pengungsi Palestina yang telah tinggal selama beberapa dekade di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur terus menghadapi penggusuran paksa dalam waktu dekat, menempatkan mereka pada risiko pemindahan paksa yang lebih tinggi."
"Peningkatan kekerasan dan ancaman perampasan terbaru ini adalah bagian dari (malapetaka) Nakba yang sedang berlangsung. Baik penggusuran paksa yang akan segera terjadi terhadap penduduk Sheikh Jarrah maupun serangan udara yang sedang berlangsung di Gaza merupakan insiden yang terisolasi," ungkap pernyataan UNRWA.
tulis komentar anda