AS Berniat Keluar dari Perjanjian Mata-mata Open Skies, NATO Cemas
Jum'at, 22 Mei 2020 - 20:57 WIB
Ia mengatakan rekan-rekannya di Inggris, Prancis, dan Polandia telah berulang kali menjelaskan ini ke Washington,
"Jerman akan bekerja secara intensif saat ini dengan mitra kami yang sepaham dengan AS untuk mempertimbangkan kembali keputusannya," ujarnya.
Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa pelanggaran Rusia membuatnya tidak bisa bertahan dalam Perjanjian Open Skies. Washington telah mengisyaratkan bahwa itu akan mundur dalam enam bulan, meskipun Trump mengisyaratkan bahwa ia mungkin mempertimbangkan kembali keputusan itu.
Tahun lalu, Trump menarik AS dari perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah yang disepakati pada tahun 1987 dengan Uni Soviet. Ia menyalahkan Moskow karena mengembangkan rudal yang dilarang perjanjian tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko telah mengkritik langkah terbaru AS itu.
"Penarikan AS dari perjanjian ini akan datang sebagai pukulan bagi sistem keamanan militer di Eropa, yang sudah dilemahkan oleh langkah-langkah sebelumnya oleh pemerintah," Grushko mengatakan kepada kantor berita Tass.
"Jerman akan bekerja secara intensif saat ini dengan mitra kami yang sepaham dengan AS untuk mempertimbangkan kembali keputusannya," ujarnya.
Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa pelanggaran Rusia membuatnya tidak bisa bertahan dalam Perjanjian Open Skies. Washington telah mengisyaratkan bahwa itu akan mundur dalam enam bulan, meskipun Trump mengisyaratkan bahwa ia mungkin mempertimbangkan kembali keputusan itu.
Tahun lalu, Trump menarik AS dari perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah yang disepakati pada tahun 1987 dengan Uni Soviet. Ia menyalahkan Moskow karena mengembangkan rudal yang dilarang perjanjian tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko telah mengkritik langkah terbaru AS itu.
"Penarikan AS dari perjanjian ini akan datang sebagai pukulan bagi sistem keamanan militer di Eropa, yang sudah dilemahkan oleh langkah-langkah sebelumnya oleh pemerintah," Grushko mengatakan kepada kantor berita Tass.
(ber)
tulis komentar anda