Ibu Kota Israel Dirudal, Netanyahu: Hamas Akan Bayar Mahal!

Selasa, 11 Mei 2021 - 12:54 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan membalas serangan rudal Gaza yang menghantam Yerusalem, Senin (10/5/2021). Foto/Kobi Gideon/GPO
YERUSALEM - Yerusalem, yang telah dijadikan Ibu Kota Israel , diserang tujuh rudal untuk pertama kalinya sejak 2014 pada Senin malam. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyalahkan Hamas dan bersumpah kelompok yang berkuasa di Gaza, Palestina, itu akan membayar mahal.

Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas di Gaza, mengakui telah menembakkan tujuh rudal ke Yerusalem. Kelompok itu mengatakan serangannya sebagai balas dendam atas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa.



"Brigade Al-Qassam melancarkan serangan rudal ke musuh di Yerusalem yang diduduki sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi terhadap kota suci, serta penganiayaan terhadap orang-orang kami di Sheikh Jarrah dan Masjid Al-Aqsa," kata juru bicara Brigade Izzudin Al-Qassam, Abu Obeida, Selasa (11/5/2021).



Dia juga mengultimatum Israel untuk menarik semua pasukannya dari area Masjid Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur paling lambat pukul 18.00 sore nanti.

Serangan tujuh rudal di Yerusalem itu nyaris bersamaan dengan serangan ratusan roket asal Gaza yang menghantam wilayah selatan Israel.

"Kami berada dalam perjuangan yang tersebar di beberapa bidang: Yerusalem, Gaza, dan daerah lain di Israel," kata PM Netanyahu dalam upacara kenegaraan untuk menandai Jerusalem Day atau Hari Yerusalem, hari di mana Zionis Israel menduduki kota suci itu dalam Perang Enam Hari 1967.

"Kelompok teror di Gaza melewati garis merah pada malam Hari Yerusalem," lanjut Netanyahu yang dilansir Times of Israel.

"Israel akan menanggapi dengan kekuatan besar. Kami tidak akan mentoleransi kerusakan pada wilayah, ibu kota, warga negara, atau tentara kami. Siapapun yang menyerang kami akan membayar mahal."

Perdana menteri itu lebih lanjut memperingatkan bahwa "konflik saat ini mungkin berlangsung untuk beberapa waktu" dan mengatakan Israel tidak mengupayakan peningkatan kekerasan.

Menteri Pertahanan Benny Gantz memperingatkan Hamas, setelah melakukan penilaian keamanan dengan pejabat senior.

“Organisasi Hamas dalam beberapa pekan terakhir telah melanggar kedaulatan Israel, melewati garis merah. Itu akan menanggung konsekuensinya," kata Gantz dalam sebuah pernyataan video.

Dia mengatakan beberapa "operasi ofensif" dari berbagai ruang lingkup telah disetujui. "Yang akan sangat merusak Hamas dan kelompok teror lainnya. Operasi yang akan memastikan keamanan Negara Israel dan memulihkan ketenangan total untuk jangka panjang," katanya, merujuk pada isyarat bahwa negara Yahudi itu akan meluncurkan perang besar-besaran dengan Hamas dan kelompok lainnya di Gaza.



Gantz juga berjanji bahwa negaranya akan melakukan segalanya untuk menjamin kebebasan beribadah dan mengatakan Hamas memikul "tanggung jawab tunggal" atas ketegangan tersebut.

“Operasi ofensif ini diharapkan berlangsung sampai kita mencapai tujuan yang kita tetapkan,” imbuh dia.

Menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Hidai Zilberman Zilberman, sebagian besar roket mendarat di lapangan terbuka dan sebagian lagi dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome.

IDF telah membalas serangan ratusan roket asal Gaza dengan membombardir wilayah kantong Palestina itu dari udara. Sebanyak 20 warga Palestina di Gaza tewas, termasuk sembilan anak.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More