Rusia Desak Penghentian Kekerasan di Yerusalem Timur
Kamis, 06 Mei 2021 - 16:38 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia , Sergei Lavrov menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Dia mendesak semua pihak menahan diri dan penghentian segera kekerasan di wilayah itu.
"Tentu saja, kami yakin akan perlunya de-eskalasi lebih awal, yang akan menjadi kepentingan Palestina dan Israel," ucap Lavrov pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyadh al-Maliki.
Lavrov mengatakan, Rusia sedang bekerja untuk mengintensifkan pekerjaan Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan PBB, dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel dan berpendapat bahwa format itu dihidupkan kembali setelah Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS.
"Untuk mengaktifkan platform ini, saat ini kami sedang bekerja sama dengan anggota kuartet lainnya untuk mempertimbangkan kemungkinan penyelenggaraan pertemuan Kuartet di tingkat menteri luar negeri," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (6/5/2021).
Dia lalu menuturkan, Moskow mendukung gagasan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi internasional tentang pemukiman Palestina-Israel, menekankan bahwa kuartet harus mempertahankan "kontak yang stabil" dengan Liga Arab mengenai masalah tersebut.
Sementara itu, Maliki menyatakan mendukung gagasan Lavrov tentang pertemuan tingkat menteri kuartet, dengan mengatakan bahwa hanya kuartet yang dapat mengaktifkan proses politik.
Maliki mengatakan, bahwa satu negara tidak bisa menjadi satu-satunya mediator dalam masalah pemukiman Palestina-Israel, bahkan yang berpengaruh, dengan merujuk pada AS.
"Kami sangat tertarik untuk mengaktifkan proses politik. Kami melihat ini hanya bisa dilakukan dengan bantuan kuartet mediator internasional dan peran Rusia di sini sangat fundamental, dan utama," ujarnya.
"Tentu saja, kami yakin akan perlunya de-eskalasi lebih awal, yang akan menjadi kepentingan Palestina dan Israel," ucap Lavrov pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyadh al-Maliki.
Lavrov mengatakan, Rusia sedang bekerja untuk mengintensifkan pekerjaan Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan PBB, dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel dan berpendapat bahwa format itu dihidupkan kembali setelah Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS.
"Untuk mengaktifkan platform ini, saat ini kami sedang bekerja sama dengan anggota kuartet lainnya untuk mempertimbangkan kemungkinan penyelenggaraan pertemuan Kuartet di tingkat menteri luar negeri," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (6/5/2021).
Dia lalu menuturkan, Moskow mendukung gagasan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi internasional tentang pemukiman Palestina-Israel, menekankan bahwa kuartet harus mempertahankan "kontak yang stabil" dengan Liga Arab mengenai masalah tersebut.
Sementara itu, Maliki menyatakan mendukung gagasan Lavrov tentang pertemuan tingkat menteri kuartet, dengan mengatakan bahwa hanya kuartet yang dapat mengaktifkan proses politik.
Maliki mengatakan, bahwa satu negara tidak bisa menjadi satu-satunya mediator dalam masalah pemukiman Palestina-Israel, bahkan yang berpengaruh, dengan merujuk pada AS.
"Kami sangat tertarik untuk mengaktifkan proses politik. Kami melihat ini hanya bisa dilakukan dengan bantuan kuartet mediator internasional dan peran Rusia di sini sangat fundamental, dan utama," ujarnya.
(esn)
tulis komentar anda