Laporan Intelijen: Iran Dorong Program Senjata Pemusnah Massal
Kamis, 06 Mei 2021 - 00:01 WIB
TEHERAN - Iran melakukan beberapa upaya untuk memperoleh teknologi pada 2020 untuk mendukung program senjata pemusnah massal (WMD) dan secara konsisten mencoba mengembangkan senjata atom.
Pernyataan itu diungkapkan dalam laporan intelijen Belanda yang baru dirilis.
“Badan Intelijen dan Keamanan Umum Belanda menerbitkan laporan pada April yang menyelidiki jaringan yang telah berusaha mendapatkan lebih banyak wawasan tentang materi dan pengetahuan untuk mengembangkan WMD,” papar laporan media berita online Fox News pada Selasa (4/5).
“Unit Kontra-proliferasi gabungan (UCP) dari AIVD (Badan Intelijen dan Keamanan Umum) dan MIVD (Badan Intelijen dan Keamanan Militer negara) sedang menyelidiki bagaimana negara-negara mencoba memperoleh pengetahuan dan barang yang mereka butuhkan untuk membuat senjata pemusnah massal,” ungkap laporan Belanda itu.
Badan tersebut mengatakan di bawah mandatnya, mereka "melakukan penyelidikan, memberikan informasi, dan memobilisasi pihak ketiga untuk menjaga tatanan hukum yang demokratis dan keamanan nasional, untuk secara aktif mengurangi risiko, dan untuk berkontribusi pada pembuatan kebijakan luar negeri."
"Negara-negara seperti Suriah, Pakistan, Iran, dan Korea Utara juga mencoba memperoleh barang dan teknologi tersebut di Eropa dan Belanda tahun lalu," ungkap laporan itu.
Pernyataan itu diungkapkan dalam laporan intelijen Belanda yang baru dirilis.
“Badan Intelijen dan Keamanan Umum Belanda menerbitkan laporan pada April yang menyelidiki jaringan yang telah berusaha mendapatkan lebih banyak wawasan tentang materi dan pengetahuan untuk mengembangkan WMD,” papar laporan media berita online Fox News pada Selasa (4/5).
“Unit Kontra-proliferasi gabungan (UCP) dari AIVD (Badan Intelijen dan Keamanan Umum) dan MIVD (Badan Intelijen dan Keamanan Militer negara) sedang menyelidiki bagaimana negara-negara mencoba memperoleh pengetahuan dan barang yang mereka butuhkan untuk membuat senjata pemusnah massal,” ungkap laporan Belanda itu.
Badan tersebut mengatakan di bawah mandatnya, mereka "melakukan penyelidikan, memberikan informasi, dan memobilisasi pihak ketiga untuk menjaga tatanan hukum yang demokratis dan keamanan nasional, untuk secara aktif mengurangi risiko, dan untuk berkontribusi pada pembuatan kebijakan luar negeri."
"Negara-negara seperti Suriah, Pakistan, Iran, dan Korea Utara juga mencoba memperoleh barang dan teknologi tersebut di Eropa dan Belanda tahun lalu," ungkap laporan itu.
tulis komentar anda