KKB Tembak Mati Ulama Ternama saat Salat di Masjid Kongo
Senin, 03 Mei 2021 - 14:40 WIB
BENI - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Republik Demoraktik Kongo (DRC) menembak mati seorang ulama ternama saat salat di sebuah masjid.
Syekh Ali Amin, seorang ulama dan imam yang mewakili komunitas Islam di kota Beni, DRC, ditembak mati oleh KKB pada Sabtu malam saat salat di sebuah masjid.
Wali Kota Beni, Modeste Bakwanamaha, mengatakan Syekh Ali Amin ditembak sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Menurut pejabat militer setempat, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (3/5/2021), ada "ancaman serius" terhadap imam yang menentang radikalisme dan kelompok bersenjata setempat.
Para pembunuh belum diidentifikasi. Namun, kelompok Allied Democratic Forces (ADF) aktif di DRC timur.
Pemberontak ADF—yang berasal dari timur laut Uganda pada 1990-an—telah menyerang dan membunuh warga sipil, serta personel PBB di DRC timur selama beberapa tahun terakhir.
Untuk menahan kelompok bersenjata tersebut, Presiden Félix Tshisekedi mengumumkan keadaan pengepungan pada hari Jumat di provinsi Kivu Utara dan Ituri, yang berbatasan dengan Uganda.
ADF sebelumnya menggerebek desa Kyaninga, yang berbatasan dengan Uganda, pada Kamis malam dan menewaskan enam warga sipil.
DRC telah diganggu oleh kekerasan selama bertahun-tahun karena beberapa kelompok pemberontak saling berperang satu sama lain atau pun melawan militer negara dan pasukan PBB.
Menurut PBB, eksploitasi sumber daya alam terus menerus menjadi akar penyebab dan pemicu konflik, dengan sebagian besar kelompok bersenjata mengesampingkan tuntutan politik mereka dan terlibat dalam perdagangan mineral.
Syekh Ali Amin, seorang ulama dan imam yang mewakili komunitas Islam di kota Beni, DRC, ditembak mati oleh KKB pada Sabtu malam saat salat di sebuah masjid.
Wali Kota Beni, Modeste Bakwanamaha, mengatakan Syekh Ali Amin ditembak sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Menurut pejabat militer setempat, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (3/5/2021), ada "ancaman serius" terhadap imam yang menentang radikalisme dan kelompok bersenjata setempat.
Para pembunuh belum diidentifikasi. Namun, kelompok Allied Democratic Forces (ADF) aktif di DRC timur.
Pemberontak ADF—yang berasal dari timur laut Uganda pada 1990-an—telah menyerang dan membunuh warga sipil, serta personel PBB di DRC timur selama beberapa tahun terakhir.
Untuk menahan kelompok bersenjata tersebut, Presiden Félix Tshisekedi mengumumkan keadaan pengepungan pada hari Jumat di provinsi Kivu Utara dan Ituri, yang berbatasan dengan Uganda.
ADF sebelumnya menggerebek desa Kyaninga, yang berbatasan dengan Uganda, pada Kamis malam dan menewaskan enam warga sipil.
DRC telah diganggu oleh kekerasan selama bertahun-tahun karena beberapa kelompok pemberontak saling berperang satu sama lain atau pun melawan militer negara dan pasukan PBB.
Menurut PBB, eksploitasi sumber daya alam terus menerus menjadi akar penyebab dan pemicu konflik, dengan sebagian besar kelompok bersenjata mengesampingkan tuntutan politik mereka dan terlibat dalam perdagangan mineral.
(min)
tulis komentar anda