Imbangi Dampak Covid-19, Prancis Disarankan Jual 'Mona Lisa' Rp806 Triliun

Kamis, 21 Mei 2020 - 15:59 WIB
Profesor Alessandro Vezzosi, Direktur Museo Ideale Leonardo da Vinci, menunjukkan rincian tentang lukisan yang dikaitkan dengan Leonardo da Vinci dan representasi dari Mona Lisa selama presentasi di Jenewa 27 September 2012. Foto/REUTERS/Denis Balibouse
PARIS - Lukisan "Mona Lisa" dianggap sebagai salah satu mahakarya agungLeonardo da Vinci. Sebagai pemiliknya, pemerintah Prancis disarankan untuk menjualnya dengan harga setidaknya €50 miliar (lebih dari Rp806 triliun) untuk mengimbangi krisis ekonomi sebagai efek pandemi virus corona baru (Covid-19).

Saran itu disampaikan Stephane Distinguin, pendiri dan CEO perusahaan teknologi internasional, Fabernovel. Pengusaha terkemuka Prancis ini membuat proposal itu sebagai solusi untuk membantu mengimbangi kerugian ekonomi negaranya.

Lukisan "Mona Lisa" dinyatakan sebagai "perhiasan keluarga" pemerintah Prancis. "Harganya harus gila untuk operasi agar masuk akal," kata Distinguin dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis, Usbek & Rica, yang dikutip Kamis (21/5/2020).



“Saya memperkirakan bahwa akan dibutuhkan tidak kurang dari €50 miliar untuk memperoleh Mona Lisa," ujarnya.

"Saya diberi tahu bahwa perkiraan saya dinilai sangat terlalu tinggi, bahkan dibuat-buat, tetapi setiap kali tanpa argumen nyata," paparnya.

Pengusaha 46 tahun ini mengatakan bagi orang terkaya di dunia—pendiri Amazon Jeff Bezos—, harga lukisan itu hanya sepertiga dari kekayaannya. (Baca: Wanita Kanada Dinyatakan Positif Covid-19 untuk ke-8 Kalinya )

“Nyaris lebih dari jumlah yang dibayarkan kepada istrinya sehubungan dengan perceraiannya baru-baru ini. Mengapa tidak mengganti nama pekerjaan kami 'Mona Lisa del Giocondo-Bezos'?," paparnya.

Distinguin mengatakan dia sadar harga miliaran Euro untuk lukisan tersebut tidak akan menemukan calon pembeli dan para calon pembeli pasti akan merugikan Prancis.

"Refleks yang jelas adalah untuk menjual aset berharga dengan harga setinggi mungkin, tetapi yang paling tidak sepenting mungkin untuk masa depan kita," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More