Wanita Kanada Dinyatakan Positif Covid-19 untuk ke-8 Kalinya
loading...
A
A
A
CAMBRIDGE - Seorang wanita Kanada yang terjangkit virus corona baru penyebab Covid-19 pada bulan Maret telah dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut untuk kedelapan kalinya.
Tracy Schofield asal Cambridge, Ontario, jatuh sakit dengan gejala terinfeksi Covid-19 termasuk demam, kedinginan dan sesak napas pada 30 Maret dan dinyatakan positif untuk pertama kalinya pada 31 Maret.
Sejak itu, dia telah menjalani tujuh tes lagi, termasuk satu yang entah kenapa hasilnya negatif. Namun tes kesembilan dia kembali positif Covid-19.
Dia saat ini sedang mempersiapkan tes ke-10 kalinya. Selama dua minggu setelah tes pertamanya, Schofield melakukan karantina mandiri di kamarnya di rumah tempat putranya yang berusia 17 tahun tinggal.
Selama periode itu, dia mengklaim demamnya mencapai 104,1 derajat Fahrenheit (40,05 derajat Celsius), dan dia juga kehilangan indera pengecap dan penciuman. (Baca: Viral, Perawat Covid-19 Bercelana Dalam dengan APD Transparan )
Sekarang, lebih dari 50 hari kemudian, dia mengatakan bahwa dia masih sesak napas. “Covid-19 telah mengambil banyak dari saya, dan itu berlanjut setiap hari,” katanya kepada kepada CTV, Kamis (21/5/2020).
Setelah menghasilkan hasil positif tujuh kali, tes kedelapannya kembali negatif. "Saya menangis karena saya sangat bahagia," kata Schofield.
Tetapi menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seorang pasien harus dites negatif dua kali berturut-turut sebelum pasien tersebut dapat dinyatakan pulih. Sayangnya, tes kesembilan menemukan bahwa virus itu masih kuat di sistemnya alias positif Covid-19.
Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa tes-tes seperti itu diketahui menghasilkan negatif dan positif palsu. Laporan anekdotal awal menunjukkan bahwa beberapa test kit dengan benar mendeteksi Covid-19 hanya 70 persen, artinya sekitar sepertiga deteksi pasien akan menerima hasil negatif palsu.
Tracy Schofield asal Cambridge, Ontario, jatuh sakit dengan gejala terinfeksi Covid-19 termasuk demam, kedinginan dan sesak napas pada 30 Maret dan dinyatakan positif untuk pertama kalinya pada 31 Maret.
Sejak itu, dia telah menjalani tujuh tes lagi, termasuk satu yang entah kenapa hasilnya negatif. Namun tes kesembilan dia kembali positif Covid-19.
Dia saat ini sedang mempersiapkan tes ke-10 kalinya. Selama dua minggu setelah tes pertamanya, Schofield melakukan karantina mandiri di kamarnya di rumah tempat putranya yang berusia 17 tahun tinggal.
Selama periode itu, dia mengklaim demamnya mencapai 104,1 derajat Fahrenheit (40,05 derajat Celsius), dan dia juga kehilangan indera pengecap dan penciuman. (Baca: Viral, Perawat Covid-19 Bercelana Dalam dengan APD Transparan )
Sekarang, lebih dari 50 hari kemudian, dia mengatakan bahwa dia masih sesak napas. “Covid-19 telah mengambil banyak dari saya, dan itu berlanjut setiap hari,” katanya kepada kepada CTV, Kamis (21/5/2020).
Setelah menghasilkan hasil positif tujuh kali, tes kedelapannya kembali negatif. "Saya menangis karena saya sangat bahagia," kata Schofield.
Tetapi menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seorang pasien harus dites negatif dua kali berturut-turut sebelum pasien tersebut dapat dinyatakan pulih. Sayangnya, tes kesembilan menemukan bahwa virus itu masih kuat di sistemnya alias positif Covid-19.
Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa tes-tes seperti itu diketahui menghasilkan negatif dan positif palsu. Laporan anekdotal awal menunjukkan bahwa beberapa test kit dengan benar mendeteksi Covid-19 hanya 70 persen, artinya sekitar sepertiga deteksi pasien akan menerima hasil negatif palsu.
(min)