Memanas, AS Hendak Jatuhkan Sanksi dan Usir 10 Diplomat Rusia
Kamis, 15 April 2021 - 10:34 WIB
WASHINGTON - Di tengah ketegangan yang semakin memanas, pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana menjatuhkan sanksi terhadap belasan pejabat dan 20 entitas Rusia . Washington juga hendak mengusir 10 diplomat Moskow.
Sumber-sumber pemerintah Presiden Joe Biden yang dikutip Bloomberg mengatakan langkah Amerika tersebut sebagai pembalasan atas tuduhan upaya mengganggu pemilu AS dan peretasan SolarWinds.
Rencananya, penjatuhan sanksi akan diumumkan hari Kamis (15/4/2021) waktu Amerika.
Salah satu sumber—yang menolak diidentifikasi karena masalah ini sensitif—mengatakan ada 12 pejabat pemerintah dan intelijen Rusia yang akan dijatuhi sanksi. Selain itu, 20 entitas juga akan mendapat tindakan serupa. Bahkan, 10 diplomat Rusia akan diusir dari AS.
Langkah-langkah itu akan diambil setelah Presiden Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon hari Selasa lalu. Dalam percakapan telepon itu, Biden mengatakan bahwa AS akan membela kepentingannya.
Pada saat yang sama, Biden mengusulkan pertemuan puncak antara dirinya dengan Putin untuk membahas masalah yang dihadapi kedua negara.
Juru bicara Gedung Putih, Dewan Keamanan Nasional, dan Departemen Keuangan AS belum bersedia berkomentar terkait rencana penjatuhan sanksi terhadap Rusia. Departemen Luar Negeri AS juga memilih untuk bungkam.
Sebelumnya, penilaian komunitas intelijen AS menyimpulkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa Putin dan pemerintah Rusia mengizinkan dan mengarahkan upaya untuk memengaruhi pemilu AS tahun 2020.
Salah satu sumber pemerintah Biden mengatakan beberapa dari langkah-langkah yang direncanakan Moskow ditujukan ke outlet-outlet yang dikendalikan oleh dinas intelijen Rusia dan disalahkan Amerika karena menyebarkan disinformasi selama kampanye pemilu 2020.
Tindakan tersebut menyusul peninjauan yang diperintahkan oleh Biden pada hari penuh pertamanya menjabat. Biden telah lama "membidik" Rusia terkait empat hal, yakni dugaan campur tangan dalam pemilu Amerika, laporan pemberian hadiah Rusia kepada milisi Afghanistan untuk membunuh tentara AS, peretasan SolarWinds dan serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny.
Pemerintah Amerika mengumumkan sanksi terhadap pejabat Rusia atas Navalny bulan lalu tetapi sejauh ini menunda tindakan untuk tiga hal lainnya.
Rusia telah berulang kali menolak tuduhan bahwa mereka ikut campur dalam pemilu AS, meracuni para pengkritiknya atau menawarkan untuk membayar hadiah atas pembunuhan pasukan Amerika di Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pekan lalu bahwa Rusia akan membalas setiap sanksi baru, yang dia anggap sebagai instrumen "bodoh".
Di luar masalah itu, AS dan Rusia juga sedang berseteru terkait pengerahan ribuan tentara Moskow di dekat perbatasan Ukraina. Washington siap membela Kiev jika tentara Moskow melakukan agresi.
Sumber-sumber pemerintah Presiden Joe Biden yang dikutip Bloomberg mengatakan langkah Amerika tersebut sebagai pembalasan atas tuduhan upaya mengganggu pemilu AS dan peretasan SolarWinds.
Rencananya, penjatuhan sanksi akan diumumkan hari Kamis (15/4/2021) waktu Amerika.
Salah satu sumber—yang menolak diidentifikasi karena masalah ini sensitif—mengatakan ada 12 pejabat pemerintah dan intelijen Rusia yang akan dijatuhi sanksi. Selain itu, 20 entitas juga akan mendapat tindakan serupa. Bahkan, 10 diplomat Rusia akan diusir dari AS.
Langkah-langkah itu akan diambil setelah Presiden Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon hari Selasa lalu. Dalam percakapan telepon itu, Biden mengatakan bahwa AS akan membela kepentingannya.
Pada saat yang sama, Biden mengusulkan pertemuan puncak antara dirinya dengan Putin untuk membahas masalah yang dihadapi kedua negara.
Juru bicara Gedung Putih, Dewan Keamanan Nasional, dan Departemen Keuangan AS belum bersedia berkomentar terkait rencana penjatuhan sanksi terhadap Rusia. Departemen Luar Negeri AS juga memilih untuk bungkam.
Sebelumnya, penilaian komunitas intelijen AS menyimpulkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa Putin dan pemerintah Rusia mengizinkan dan mengarahkan upaya untuk memengaruhi pemilu AS tahun 2020.
Salah satu sumber pemerintah Biden mengatakan beberapa dari langkah-langkah yang direncanakan Moskow ditujukan ke outlet-outlet yang dikendalikan oleh dinas intelijen Rusia dan disalahkan Amerika karena menyebarkan disinformasi selama kampanye pemilu 2020.
Tindakan tersebut menyusul peninjauan yang diperintahkan oleh Biden pada hari penuh pertamanya menjabat. Biden telah lama "membidik" Rusia terkait empat hal, yakni dugaan campur tangan dalam pemilu Amerika, laporan pemberian hadiah Rusia kepada milisi Afghanistan untuk membunuh tentara AS, peretasan SolarWinds dan serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny.
Pemerintah Amerika mengumumkan sanksi terhadap pejabat Rusia atas Navalny bulan lalu tetapi sejauh ini menunda tindakan untuk tiga hal lainnya.
Rusia telah berulang kali menolak tuduhan bahwa mereka ikut campur dalam pemilu AS, meracuni para pengkritiknya atau menawarkan untuk membayar hadiah atas pembunuhan pasukan Amerika di Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pekan lalu bahwa Rusia akan membalas setiap sanksi baru, yang dia anggap sebagai instrumen "bodoh".
Di luar masalah itu, AS dan Rusia juga sedang berseteru terkait pengerahan ribuan tentara Moskow di dekat perbatasan Ukraina. Washington siap membela Kiev jika tentara Moskow melakukan agresi.
(min)
tulis komentar anda