Setelah Vaksin, Kini India Larang Ekspor Obat Covid-19
Senin, 12 April 2021 - 03:55 WIB
NEW DELHI - India mengumumkan bahwa mereka melarang ekspor obat anti-virus Remdesivir dan bahan aktif farmasi di tengah permintaan yang meningkat. Langkah ini diambil setelah terjadi peningkatan drastis kasus infeksi Covid-19 di India.
India pada hpari Minggu (11/4) mencatatkan rekor baru infeksi Covid-19 dengan 152 ribu kasus, yang membuat rumah sakit di seluruh negeri kewalahan menghadapi arus pasien yang sangat deras.
"Larangan (ekspor) Remdesivir berlaku sampai situasinya membaik," ucap Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/4/2021).
Tujuh perusahaan India telah melisensikan obat tersebut dari Gilead Sciences, dengan kapasitas terpasang sekitar 3,9 juta unit per bulan, untuk penggunaan lokal dan ekspor ke lebih dari 100 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada November mengeluarkan rekomendasi bersyarat terhadap penggunaan Remdesivir pada pasien yang dirawat di rumah sakit, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya.
WHO mengatakan, tidak ada bukti bahwa obat tersebut meningkatkan kelangsungan hidup dan hasil lain pada pasien ini. Namun, banyak negara, termasuk India, terus menggunakannya.
Sebelumnya, India juga telah membatasi ekspor vaksin Covid-19, sebagai dampak peningkatan kasus. Vaksin yang awalnya dialokasikan untuk dikirim ke negara lain, baik melalui kesepakatan bilateral atau melalui Covax, dialihkan untuk digunakan ke dalam negeri.
India pada hpari Minggu (11/4) mencatatkan rekor baru infeksi Covid-19 dengan 152 ribu kasus, yang membuat rumah sakit di seluruh negeri kewalahan menghadapi arus pasien yang sangat deras.
"Larangan (ekspor) Remdesivir berlaku sampai situasinya membaik," ucap Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/4/2021).
Tujuh perusahaan India telah melisensikan obat tersebut dari Gilead Sciences, dengan kapasitas terpasang sekitar 3,9 juta unit per bulan, untuk penggunaan lokal dan ekspor ke lebih dari 100 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada November mengeluarkan rekomendasi bersyarat terhadap penggunaan Remdesivir pada pasien yang dirawat di rumah sakit, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya.
WHO mengatakan, tidak ada bukti bahwa obat tersebut meningkatkan kelangsungan hidup dan hasil lain pada pasien ini. Namun, banyak negara, termasuk India, terus menggunakannya.
Sebelumnya, India juga telah membatasi ekspor vaksin Covid-19, sebagai dampak peningkatan kasus. Vaksin yang awalnya dialokasikan untuk dikirim ke negara lain, baik melalui kesepakatan bilateral atau melalui Covax, dialihkan untuk digunakan ke dalam negeri.
(esn)
tulis komentar anda