Sebanyak 12 Orang Diduga Warga Asing Dipenggal di Mozambik

Jum'at, 09 April 2021 - 01:31 WIB
Pasukan keamanan berjaga-jaga saat orang-orang menunggu kerabat yang melarikan diri dari kota Palma, Mozambik, 1 April 2021. Foto/REUTERS/Emidio Jozine
PALMA - Sebanyak 12 orang, yang diduga warga asing, ditemukan tewas dalam kondisi dipenggal. Jasad-jasad mereka ditemukan serangan yang diklaim oleh ISIS di kota Palma, Mozambik utara.

Komandan polisi setempat, Pedro da Silva, mengatakan kepada wartawan yang mengunjungi kota itu, di dekat proyek gas alam senilai USD60 miliar, bahwa dia tidak dapat memastikan kewarganegaraan dari 12 orang tersebut. Namun, dia yakin mereka adalah orang asing karena mereka berkulit putih.





"Mereka diikat dan dipenggal di sini," katanya dalam rekaman yang disiarkan TVM pada hari Rabu, saat dia menunjuk ke lokasi temuan belasan jasad tersebut, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (9/4/2021).

Kelompok pemberontak bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS semakin aktif sejak 2017 di provinsi Cabo Delgado utara tempat kota Palma. Meski demikian, masih belum jelas apakah kelompok pemberontak itu dengan kelompok ISIS memiliki tujuan yang sama.

Para pemimpin regional dari Afrika Selatan, Zimbabwe dan Botswana telah bertemu di Ibu Kota Mozambik, Maputo, hari Kamis untuk mempertimbangkan respons terhadap pemberontakan bersenjata.

Menteri Luar Negeri Mozambik Veronica Macamo Dlhovo mengatakan para pemimpin memutuskan untuk mengirim misi bantuan ke Mozambik bulan ini.

"Misi akan datang untuk menilai dimensi ancaman dan melihat cara apa yang digunakan, sehingga cara ini proporsional," katanya.

Sebuah komunike yang dikeluarkan setelah pertemuan hari Kamis merujuk pada "penyebaran teknis" ke Mozambik dan mengatakan pertemuan lebih lanjut dari blok regional SADC [Southern African Development Community] akan diadakan.

Pemerintah Mozambik mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan terbaru yang dimulai pada 24 Maret, dan kelompok bantuan yakin puluhan ribu orang telah mengungsi. Tapi total jumlah korban dan pengungsi masih belum jelas.

Juru bicara kepolisian nasional Orlando Mudumane mengatakan dia telah melihat rekaman TVM, tetapi belum bisa mengonfirmasi karena sedang menyelidikinya.

Video serangan mengerikan di Palma juga belum bisa diverifikasi secara independen, karena sebagian besar sarana komunikasi dengan kota itu terputus setelah serangan dimulai.

Militer setempat mengeklaim kota Palma sekarang sudah aman, setelah operasi satu wilayah terakhir di kota tersebut.



Rekaman TVM diambil di luar hotel Amarula, di mana sekelompok besar, termasuk orang asing dan penduduk setempat, dikepung oleh pemberontak pada hari-hari setelah serangan itu.

Kelompok itu mencoba melarikan diri dalam konvoi mobil pada 26 Maret, tetapi disergap di luar gerbang. Menurut pemerintah, tujuh orang tewas. Itu termasuk seorang pria Inggris dan seorang Afrika Selatan. Jasad mereka telah dievakuasi dari Palma.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More