Salahkan AS soal Taiwan, Beijing: Apakah Kapal Perang China Pergi ke Teluk Meksiko?
Jum'at, 09 April 2021 - 00:15 WIB
BEIJING - Kementerian Luar Negeri China menepis tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Beijing terlibat dalam intimidasi di Taiwan . Beijing meminta Washington untuk mengakui prinsip satu-China dan menahan diri dari praktik-praktik koersif.
Berbicara pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengecam sejarah intimidasi dan agresi internasional Washington saat dia mempertanyakan mengapa kapal perang USS John S. McCain transit melalui Selat Taiwan pada hari Rabu.
“Apakah kapal perang China pergi ke Teluk Meksiko?," tanya Zhao, yang menambahkan bahwa Beijing tidak pernah bermaksud untuk mengintimidasi siapa pun, tetapi tidak takut akan intimidasi.
Dia menyatakan bahwa topi "intimidasi" dan "paksaan" tidak berlaku di kepala Beijing.
Zhao mengeklaim bahwa AS hanya melihat 16 tahun perdamaian dalam 250 tahun sejarahnya dan sering berperang dengan alasan palsu.
"Saat itu, Amerika Serikat memperebutkan sebotol deterjen dan video palsu sebagai bukti. Dalam perang melawan negara berdaulat Irak dan Suriah, mereka menyebabkan korban sipil yang tak terhitung jumlahnya dan perpecahan keluarga yang tak terhitung jumlahnya," kecam Zhao, seperti dikutip Russia Today.
Mengalihkan perhatiannya ke Taiwan, juru bicara tersebut menegaskan kembali posisi Beijing bahwa pulau itu adalah bagian dari wilayah China dan bahwa Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintahan resmi yang mewakili seluruh China.
Zhao meminta Washington untuk mengakui otoritas China atas Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah tentang kemerdekaan Taiwan dengan "menunjukkan otot mereka" di Laut China Selatan dan memprovokasi kerusuhan.
Berbicara pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengecam sejarah intimidasi dan agresi internasional Washington saat dia mempertanyakan mengapa kapal perang USS John S. McCain transit melalui Selat Taiwan pada hari Rabu.
“Apakah kapal perang China pergi ke Teluk Meksiko?," tanya Zhao, yang menambahkan bahwa Beijing tidak pernah bermaksud untuk mengintimidasi siapa pun, tetapi tidak takut akan intimidasi.
Dia menyatakan bahwa topi "intimidasi" dan "paksaan" tidak berlaku di kepala Beijing.
Zhao mengeklaim bahwa AS hanya melihat 16 tahun perdamaian dalam 250 tahun sejarahnya dan sering berperang dengan alasan palsu.
"Saat itu, Amerika Serikat memperebutkan sebotol deterjen dan video palsu sebagai bukti. Dalam perang melawan negara berdaulat Irak dan Suriah, mereka menyebabkan korban sipil yang tak terhitung jumlahnya dan perpecahan keluarga yang tak terhitung jumlahnya," kecam Zhao, seperti dikutip Russia Today.
Mengalihkan perhatiannya ke Taiwan, juru bicara tersebut menegaskan kembali posisi Beijing bahwa pulau itu adalah bagian dari wilayah China dan bahwa Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintahan resmi yang mewakili seluruh China.
Zhao meminta Washington untuk mengakui otoritas China atas Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah tentang kemerdekaan Taiwan dengan "menunjukkan otot mereka" di Laut China Selatan dan memprovokasi kerusuhan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda