Jenderal Min Aung Hlaing Sang Bos Junta Myanmar: Rusia Teman Sejati
Sabtu, 27 Maret 2021 - 18:39 WIB
YANGON - Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyambut baik pasukan Rusia yang menghadiri parade militer untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata negara itu, Sabtu (27/3/2021). Bos junta militer yang mengudeta Aung San Suu Kyi itu memuji Moskow sebagai teman sejati.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin menghadiri parade militer di Naypyitaw, setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya.
Mengutip laporan Nikkei Asia, selain Rusia ada tujuh negara lainnya yang mengirim perwakilan militer untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata negara itu. Ketujuh negara itu antara lain China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand.
“Rusia adalah teman sejati,” puji Jenderal Min Aung Hlaing, seperti dikutip Reuters. Tak ada tanda-tanda diplomat lain di acara yang biasanya dihadiri puluhan pejabat dari luar negeri tersebut.
Di saat para jenderal junta Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata, sekitar 50 demonstran antikudeta dibunuh pasukan keamanan setempat hari ini.
Laporan media dan saksi mata mengatakan puluhan demonstran itu tewas akibat ditembak dan dibunuh. Ini menjadi ironi karena pemimpin junta sesumbar bahwa militer akan melindungi rakyat dan berjuang untuk demokrasi Myanmar.
Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer 1 Februari muncul di jalan-jalan Yangon, Mandalay, dan kota-kota lain. Mereka mengabaikan ancaman junta militer bahwa mereka akan ditembak di kepala dan punggung jika tidak berhenti beraksi.
"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, dalam sebuah forum online yang dikutip Reuters.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin menghadiri parade militer di Naypyitaw, setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya.
Mengutip laporan Nikkei Asia, selain Rusia ada tujuh negara lainnya yang mengirim perwakilan militer untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata negara itu. Ketujuh negara itu antara lain China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand.
“Rusia adalah teman sejati,” puji Jenderal Min Aung Hlaing, seperti dikutip Reuters. Tak ada tanda-tanda diplomat lain di acara yang biasanya dihadiri puluhan pejabat dari luar negeri tersebut.
Di saat para jenderal junta Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata, sekitar 50 demonstran antikudeta dibunuh pasukan keamanan setempat hari ini.
Laporan media dan saksi mata mengatakan puluhan demonstran itu tewas akibat ditembak dan dibunuh. Ini menjadi ironi karena pemimpin junta sesumbar bahwa militer akan melindungi rakyat dan berjuang untuk demokrasi Myanmar.
Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer 1 Februari muncul di jalan-jalan Yangon, Mandalay, dan kota-kota lain. Mereka mengabaikan ancaman junta militer bahwa mereka akan ditembak di kepala dan punggung jika tidak berhenti beraksi.
"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, dalam sebuah forum online yang dikutip Reuters.
Lihat Juga :
tulis komentar anda