Misteri 190 Orang Tewas di Panti Jompo Italia, Dicap Pembantaian
Sabtu, 18 April 2020 - 17:07 WIB
MILAN - Ada peristiwa mengerikan yang masih misterius di Italia di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19). Yakni, 190 orang ditemukan meninggal di panti jompo Pio Albergo Trivulzio, di Milan.
Belum jelas apakah 190 orang itu meninggal akibat COVID-19 atau sebab lain. Namun, media Italia menjuluki temuan itu sebagai "pembantaian".
Polisi Italia telah meluncurkan investigasi terhadap panti jompo terbesar di Milan tersebut. Ratusan korban ditemukan sejak pekan lalu.
Pada hari Rabu, petugas polisi menyita dokumen-dokumen yang terkait dengan Pio Albergo Trivulzio, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.000 orang, untuk mengetahui apakah kelalaian staf berkontribusi terhadap kematian 190 orang.
Temuan kematian sebanyak itu telah memicu protes nasional di Italia. Surat kabar La Republica telah menerbitkan foto-foto sembilan jenazah di panti jompo pada halaman depannya, serta gambar-gambar kapel yang penuh dengan peti mati.
Manajer panti jompo sedang diselidiki di tengah tuduhan bahwa tidak ada tindakan pencegahan keselamatan yang diambil. Ada dugaan bahwa staf tidak diizinkan untuk memakai masker—setidaknya selama tahap awal wabah COVID-19—dengan alasan membuat penghuni panti khawatir.
Rossella Delcuratolo dari serikat buruh Cisl mengatakan bahwa 200 anggota staf terinfeksi.
Pada 17 Maret, pasien-pasien yang dirawat karena penyakit lain dipindahkan ke panti jompo tersebut dari sebuah rumah sakit di Milan untuk menyisakan tempat tidur rumah sakit yang dibutuhkan pasien COVID-19. Diperkirakan virus corona baru menyebar di panti jompo setelah kedatangan mereka.
"situasi di panti benar-benar di luar kendali," kata Alessandro Azzoni, putra dari salah seorang penghuni panti bernama Marisa, 76, kepada The Guardian.
"Kami telah kewalahan oleh pesan-pesan dari orang yang kehilangan seseorang atau orang tua. Kami sangat ketakutan," ujarnya, yang dikutip Sabtu (18/4/2020).
Jumat lalu, Silvio Brusaferro, kepala Higher Health Institute, mengatakan bahwa 1.822 orang di panti jompo telah meninggal di wilayah Lombardy. Namun, tidak jelas berapa banyak yang benar-benar meninggal karena COVID-19 mengingat banyak yang tidak pernah dites.
Alessandro adalah salah satu kerabat yang meluncurkan gugatan class action terhadap pengelola panti jompo.
La Pepubblica melaporkan bahwa persediaan peralatan pelindung diambil telah dari Trivulzio dan diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Pihak panti jompo membantah melakukan kesalahan, dan mengklaim tidak ada alat tes COVID-19 yang cukup untuk sekitar 1.000 penghuni.
"Aturan mengenai masker diikuti," kata juru bicara Pio Albergo Trivulzio kepada CNN, sebelum mengklaim bahwa kematian itu sejalan dengan periode yang sama tahun lalu.
Attilio Fontana, gubernur Lombardy, telah membuka komisi penyelidikan atas kematian di panti jompo di Milan.
Italia saat ini memiliki 172.434 kasus COVID-19 dengan 22.745 kematian. Sebanyak 42.727 pasien berhasil disembuhkan.
Belum jelas apakah 190 orang itu meninggal akibat COVID-19 atau sebab lain. Namun, media Italia menjuluki temuan itu sebagai "pembantaian".
Polisi Italia telah meluncurkan investigasi terhadap panti jompo terbesar di Milan tersebut. Ratusan korban ditemukan sejak pekan lalu.
Pada hari Rabu, petugas polisi menyita dokumen-dokumen yang terkait dengan Pio Albergo Trivulzio, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.000 orang, untuk mengetahui apakah kelalaian staf berkontribusi terhadap kematian 190 orang.
Temuan kematian sebanyak itu telah memicu protes nasional di Italia. Surat kabar La Republica telah menerbitkan foto-foto sembilan jenazah di panti jompo pada halaman depannya, serta gambar-gambar kapel yang penuh dengan peti mati.
Manajer panti jompo sedang diselidiki di tengah tuduhan bahwa tidak ada tindakan pencegahan keselamatan yang diambil. Ada dugaan bahwa staf tidak diizinkan untuk memakai masker—setidaknya selama tahap awal wabah COVID-19—dengan alasan membuat penghuni panti khawatir.
Rossella Delcuratolo dari serikat buruh Cisl mengatakan bahwa 200 anggota staf terinfeksi.
Pada 17 Maret, pasien-pasien yang dirawat karena penyakit lain dipindahkan ke panti jompo tersebut dari sebuah rumah sakit di Milan untuk menyisakan tempat tidur rumah sakit yang dibutuhkan pasien COVID-19. Diperkirakan virus corona baru menyebar di panti jompo setelah kedatangan mereka.
"situasi di panti benar-benar di luar kendali," kata Alessandro Azzoni, putra dari salah seorang penghuni panti bernama Marisa, 76, kepada The Guardian.
"Kami telah kewalahan oleh pesan-pesan dari orang yang kehilangan seseorang atau orang tua. Kami sangat ketakutan," ujarnya, yang dikutip Sabtu (18/4/2020).
Jumat lalu, Silvio Brusaferro, kepala Higher Health Institute, mengatakan bahwa 1.822 orang di panti jompo telah meninggal di wilayah Lombardy. Namun, tidak jelas berapa banyak yang benar-benar meninggal karena COVID-19 mengingat banyak yang tidak pernah dites.
Alessandro adalah salah satu kerabat yang meluncurkan gugatan class action terhadap pengelola panti jompo.
La Pepubblica melaporkan bahwa persediaan peralatan pelindung diambil telah dari Trivulzio dan diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Pihak panti jompo membantah melakukan kesalahan, dan mengklaim tidak ada alat tes COVID-19 yang cukup untuk sekitar 1.000 penghuni.
"Aturan mengenai masker diikuti," kata juru bicara Pio Albergo Trivulzio kepada CNN, sebelum mengklaim bahwa kematian itu sejalan dengan periode yang sama tahun lalu.
Attilio Fontana, gubernur Lombardy, telah membuka komisi penyelidikan atas kematian di panti jompo di Milan.
Italia saat ini memiliki 172.434 kasus COVID-19 dengan 22.745 kematian. Sebanyak 42.727 pasien berhasil disembuhkan.
(min)
tulis komentar anda