Disuruh Buang S-400 Rusia, Ini Jawaban Turki
Kamis, 25 Maret 2021 - 03:42 WIB
BRUSSELS - Turki dan Amerika Serikat (AS) terus terlibat perselisihan terkait akuisisi sistem rudal S-400 buatan Rusia . Turki bersikukuh untuk mempertahankan sistem rudal tersebut meski telah disanksi oleh AS dan ditendang dari program jet tempur F-35.
Terkait hal tersebut Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa pembelian sistem pertahanan udara Rusia oleh Ankara adalah "kesepakatan yang sudah selesai. Ia menambahkan bahwa sekutunya di NATO itu membutuhkan road map untuk membahas ketidaksepakatan mereka.
"Terkait S-400, kami mengingatkan mereka (AS) sekali lagi mengapa Turki harus membelinya, dan mengulangi bahwa Turki telah membelinya dan ini adalah kesepakatan yang sudah selesai," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Brussel setelah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Blinken mulai menjabat seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/3/2021).
Menggambarkan pembicaraan itu konstruktif, Cavusoglu mengatakan Ankara ingin memenuhi kebutuhan pertahanannya di masa depan terutama dari sekutunya di NATO, dan menyetujui kebutuhan untuk terus membahas perbedaan dengan Washington.
“Kami dapat mendiskusikan ini dan langkah apa yang akan diambil di masa depan untuk topik strategis dengan membentuk kelompok kerja bilateral,” ujarnya.
Baca juga: Lengkapi S-400, Rusia Tawarkan Su-35 dan Su-57 ke Turki
“Kita perlu mengerjakan road map,” imbuhnya.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken telah mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Washington telah berulang kali menolak kelompok kerja untuk membahas S-400.
"Kedua menteri itu juga membahas pembicaraan damai Afghanistan yang direncanakan di Istanbul bulan depan," kata Departemen Luar Negeri AS.
Juru bicara Ned Price mengatakan Amerika Serikat juga mengangkat keputusan Turki pada akhir pekan untuk menarik diri dari perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi perempuan dari kekerasan.
"Blinken mengungkapkan keprihatinan atas penarikan Turki dari Konvensi Istanbul dan menekankan pentingnya lembaga demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia," katanya.
Ankara mengatakan menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Washington di bawah Biden, tetapi para pemimpin kedua negara belum saling berbicara hingga saat ini. Minggu lalu, Erdogan mengkritik pernyataan Biden tentang Vladimir Putin dari Rusia, di mana dia menyebutnya pembunuh. Erdogan menyatakan pernyataan itu "tidak dapat diterima".
Terkait hal tersebut Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa pembelian sistem pertahanan udara Rusia oleh Ankara adalah "kesepakatan yang sudah selesai. Ia menambahkan bahwa sekutunya di NATO itu membutuhkan road map untuk membahas ketidaksepakatan mereka.
"Terkait S-400, kami mengingatkan mereka (AS) sekali lagi mengapa Turki harus membelinya, dan mengulangi bahwa Turki telah membelinya dan ini adalah kesepakatan yang sudah selesai," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Brussel setelah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Blinken mulai menjabat seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/3/2021).
Menggambarkan pembicaraan itu konstruktif, Cavusoglu mengatakan Ankara ingin memenuhi kebutuhan pertahanannya di masa depan terutama dari sekutunya di NATO, dan menyetujui kebutuhan untuk terus membahas perbedaan dengan Washington.
“Kami dapat mendiskusikan ini dan langkah apa yang akan diambil di masa depan untuk topik strategis dengan membentuk kelompok kerja bilateral,” ujarnya.
Baca juga: Lengkapi S-400, Rusia Tawarkan Su-35 dan Su-57 ke Turki
“Kita perlu mengerjakan road map,” imbuhnya.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken telah mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Washington telah berulang kali menolak kelompok kerja untuk membahas S-400.
"Kedua menteri itu juga membahas pembicaraan damai Afghanistan yang direncanakan di Istanbul bulan depan," kata Departemen Luar Negeri AS.
Juru bicara Ned Price mengatakan Amerika Serikat juga mengangkat keputusan Turki pada akhir pekan untuk menarik diri dari perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi perempuan dari kekerasan.
"Blinken mengungkapkan keprihatinan atas penarikan Turki dari Konvensi Istanbul dan menekankan pentingnya lembaga demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia," katanya.
Ankara mengatakan menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Washington di bawah Biden, tetapi para pemimpin kedua negara belum saling berbicara hingga saat ini. Minggu lalu, Erdogan mengkritik pernyataan Biden tentang Vladimir Putin dari Rusia, di mana dia menyebutnya pembunuh. Erdogan menyatakan pernyataan itu "tidak dapat diterima".
(ian)
tulis komentar anda