Uni Eropa Setujui Sanksi China, Pertama dalam Tiga Dekade

Kamis, 18 Maret 2021 - 02:01 WIB
Embargo senjata UE 1989 terhadap China, mitra dagang terbesar kedua, masih berlaku.

"Tindakan pembatasan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang serius telah diadopsi," papar seorang diplomat Uni Eropa.

“Para pejabat China dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur China,” papar diplomat Uni Eropa kepada Reuters.

Mereka mengatakan langkah tersebut mencerminkan keprihatinan yang mendalam tentang Uighur di Eropa, Amerika Serikat dan Kanada.

Aktivis dan pakar hak asasi PBB mengatakan setidaknya 1 juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah barat terpencil Xinjiang.

Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi.

Parlemen Belanda mengikuti Kanada dan Amerika Serikat dalam memberi label perlakuan China terhadap Uighur sebagai genosida. Tuduhan itu ditolak China.

Di Twitter, misi diplomatik China untuk UE menerbitkan ulang komentar tentang sanksi baru yang dibuat pada Selasa oleh Duta Besar China untuk UE Zhang Ming, dengan mengatakan Beijing tidak akan mengubah kebijakannya.

"Sanksi bersifat konfrontatif," papar misi diplomatik China di Twitter. “Kami menginginkan dialog, bukan konfrontasi. Kami meminta pihak Uni Eropa untuk berpikir dua kali. Jika beberapa orang bersikeras melakukan konfrontasi, kami tidak akan mundur, karena kami tidak memiliki pilihan selain memenuhi tanggung jawab kami kepada orang-orang."

China menyangkal pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More