Bahas Masalah Timur Tengah, Menlu Rusia Duduk Satu Meja dengan Hizbullah
Selasa, 16 Maret 2021 - 18:12 WIB
Rusia baru-baru ini lebih aktif dalam menangani Lebanon, dan Lavrov pekan lalu selama kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UEA) bertemu dengan perdana menteri Lebanon yang ditunjuk, Saad Hariri.
Krisis ekonomi dan keuangan terburuk Lebanon dimulai pada akhir 2019 dan diperparah oleh pandemi serta ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada Agustus lalu yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.
Pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan diri enam hari setelah ledakan pada 4 Agustus lalu yang melibatkan hampir 3.000 ton amonium nitrat, bahan yang sangat mudah meledak yang digunakan dalam pupuk yang menewaskan 211, melukai lebih dari 6.000 orang dan merusak seluruh lingkungan.
Hariri terpilih untuk membentuk kabinet baru pada akhir Oktober tetapi sejauh ini perselisihan politik dan perselisihan antara dia dan Presiden Michel Aoun telah menunda pembentukannya.
Pada hari Senin, mata uang Lebanon mencapai rekor terendah baru, dengan dolar dijual seharga 13.200 pound.
Sejak pertengahan minggu lalu, mata uang tersebut telah mencapai rekor terendah hampir setiap hari, memicu protes dan penutupan jalan.
Komunitas internasional mengatakan tidak akan memberikan bantuan keuangan kepada Lebanon sebelum reformasi besar dilaksanakan untuk memerangi korupsi yang meluas di negara kecil itu.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda