Jet Tempur Su-57 Rusia Berpotensi Jadi Pemicu Baru Ketegangan Turki dan AS
Senin, 15 Maret 2021 - 07:15 WIB
ANKARA - Pengumuman Rusia bahwa pihaknya siap untuk mengadakan negosiasi dengan Ankara tentang pengiriman pesawat tempur Su-35 dan Su-57 jika diminta dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut antara Amerika Serikat (AS) dan Turki . Hal itu dipaparkan para ahli.
Turki telah menyewa firma hukum yang berbasis di Washington bulan lalu untuk melobi agar Ankara diterima kembali ke program jet tempur siluman F-35 AS setelah ditangguhkan menyusul pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Washington mengatakan kehadiran sistem rudal Moskow di Turki tidak akan kompatibel dengan sistem NATO dan bisa mengekspos kelemahan F-35.
Pesanan Turki sebelumnya untuk sekitar 100 unit F-35 juga dibatalkan oleh AS, mendorong Ankara untuk mencari alternatif dari pengadaan lain dan fokus pada pembuatan jet tempurnya sendiri.
Pada 12 Maret, Valeria Reshetnikova, juru bicara Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC), mengatakan, ”Mengenai potensi rencana Ankara untuk membeli pesawat tempur Su-35 dan Su-57 Rusia, pihak Turki telah diberitahu tentang spesifikasi teknis secara lengkap. Jika ada permintaan dari Turki untuk pesawat ini, kami siap untuk negosiasi tentang masalah ini.”
“Pihak Turki telah cukup lama menyatakan niatnya untuk melaksanakan proyek pengembangan pesawat tempur generasi kelima TF-X miliknya sendiri. Rusia sebelumnya menyatakan siap untuk mempertimbangkan kemungkinan kerjasama di bawah program ini. Namun, kami belum menerima permintaan terkait dari Ankara sejauh ini,” kata Reshetnikova.
Para analis mengatakan seruan Rusia pekan lalu bagi Ankara untuk mempertimbangkan kembali keputusan sebelumnya tentang Su-57 bertujuan untuk menarik Turki lebih jauh dari Washington dan menghindari "pengaturan ulang" dalam hubungan.
Aydin Sezer, pakar hubungan Turki-Rusia, mengatakan seruan terbaru Rusia untuk merundingkan pembelian pesawat buatan Moskow adalah langkah taktis untuk menjaga kerjasama militer Moskow-Ankara dalam agenda Barat.
"Kremlin tahu betul bahwa Turki tidak akan membeli jet Rusia," kata Sezer kepada Arab News yang dilansir Senin (15/3/2021).
Turki telah menyewa firma hukum yang berbasis di Washington bulan lalu untuk melobi agar Ankara diterima kembali ke program jet tempur siluman F-35 AS setelah ditangguhkan menyusul pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Washington mengatakan kehadiran sistem rudal Moskow di Turki tidak akan kompatibel dengan sistem NATO dan bisa mengekspos kelemahan F-35.
Pesanan Turki sebelumnya untuk sekitar 100 unit F-35 juga dibatalkan oleh AS, mendorong Ankara untuk mencari alternatif dari pengadaan lain dan fokus pada pembuatan jet tempurnya sendiri.
Pada 12 Maret, Valeria Reshetnikova, juru bicara Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC), mengatakan, ”Mengenai potensi rencana Ankara untuk membeli pesawat tempur Su-35 dan Su-57 Rusia, pihak Turki telah diberitahu tentang spesifikasi teknis secara lengkap. Jika ada permintaan dari Turki untuk pesawat ini, kami siap untuk negosiasi tentang masalah ini.”
“Pihak Turki telah cukup lama menyatakan niatnya untuk melaksanakan proyek pengembangan pesawat tempur generasi kelima TF-X miliknya sendiri. Rusia sebelumnya menyatakan siap untuk mempertimbangkan kemungkinan kerjasama di bawah program ini. Namun, kami belum menerima permintaan terkait dari Ankara sejauh ini,” kata Reshetnikova.
Para analis mengatakan seruan Rusia pekan lalu bagi Ankara untuk mempertimbangkan kembali keputusan sebelumnya tentang Su-57 bertujuan untuk menarik Turki lebih jauh dari Washington dan menghindari "pengaturan ulang" dalam hubungan.
Aydin Sezer, pakar hubungan Turki-Rusia, mengatakan seruan terbaru Rusia untuk merundingkan pembelian pesawat buatan Moskow adalah langkah taktis untuk menjaga kerjasama militer Moskow-Ankara dalam agenda Barat.
"Kremlin tahu betul bahwa Turki tidak akan membeli jet Rusia," kata Sezer kepada Arab News yang dilansir Senin (15/3/2021).
Lihat Juga :
tulis komentar anda