Paus Fransiskus: Kunjungan Selanjutnya ke Lebanon yang Menderita

Selasa, 09 Maret 2021 - 05:03 WIB
Demonstran marah karena lebih dari setahun krisis ekonomi dan kelumpuhan politik selama berbulan-bulan.

Pihak keamanan dan pejabat pemerintah memerintahkan tindakan keras terhadap siapa pun yang melanggar undang-undang moneter dan kredit, termasuk biro valuta asing.

Sejak pound Lebanon, yang telah kehilangan 85% nilainya, jatuh ke level terendah baru pekan lalu, pengunjuk rasa telah memblokir jalan setiap hari.

“Kami telah mengatakan beberapa kali bahwa akan ada eskalasi karena negara tidak melakukan apa-apa,” ungkap Pascale Nohra, pengunjuk rasa di jalan raya utama di daerah Jal al-Dib.

Ketika krisis keuangan Lebanon meletus pada akhir 2019, gelombang protes massal mengguncang negara itu.

Kemarahan meluap pada para pemimpin yang dianggap membiarkan korupsi di negara itu selama beberapa dekade.

Puluhan ribu lapangan kerja telah hilang, rekening bank dibekukan, dan banyak warga yang jatuh miskin.

Pada Senin, tiga jalan utama menuju selatan ke ibukota diblokir. Di Beirut, pengunjuk rasa menutup jalan di depan bank sentral.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More